Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Sabtu, 14 November 2009

Yuuka Saegusa - Kimi to Yakusoku Shita Yasashii Ano Basho Made

Kimi ga totsuzen inaku naru yume wo
Saikin yoku miru no yo to
Utsumuku watashi ni nani mo iwazu ni
POKETTO no naka de tsuyoku te wo nigirishimeta kimi

Iro wo kisoi ai saku hana no youni
Mono ukena ame ni sae mo
Yori sono sugata ga kagayaku youni

Kimi to yakusoku shita yasashii ano basho made
Ima wa mada futari otagai hashiri tsuzukeyou ne
Kimi to azayaka na iro ni naru sono toki made
Aenai hibi ga itoshisa wo mashite yuku yo
Soshite itsu no hi ni ka

Kono yo no naka wa sentakushi ga oosugite
Tokidoki erabezu mayotte shimau keredo
Kekkyoku furikaereba itsudatte
Jibun ga ayumi kizuite kita hitosuji no michi ga ima ni tsunagatte iru yo

Soshite hito ni homerareru michi yori mo
Jibun ga yorokoberu michi erabu bekidato kimi ga oshiete kureta ne

Kimi to yakusoku shita yasashii ano basho made
Jyuutai ni makikomarete iradatsu toki wa sora wo miageyou
Aitasa ni saki isoi de daisetsu na mono miotosanai youni
Naki mushi na hibi mo warai hanashi ni naru yo ne
Kitto itsu no hi ni ka

Mirai ga mabushi sugite
Me ga kurami nani mo miezu
Toki ni susumu houkou wo miushinau keredo
Sono hikari ni yotte ima ashimoto ni nobiru
Kuroi kage wo tayori ni aruite yukou GO WAY

Kimi to yakusoku shita yasashii ano basho made
Mezasu soko wa kitto tagai ni amaeru tame no basho jyanai
Itsuka atataka na kaze ni tsutsumare daki aeru hi made
Tsumetai oi kaze ni tachi mukatte ikou
Ima wa mada sorezore ni

Kimi to yakusoku shita yasashii ano basho made
Nige michi wo fuyaseba yokei meiro ni HAMARU yo ne
Tatoe hyoushiki no nai michi ga tsuzuita toshite mo
Shinji au kimochi wo michi shirube ni yuku yo
Yasashii ano basho made

If You're Not the One

If you’re not the one then why does my soul feel glad, today
If you’re not the one then why does my hand fit yours, this way
If you are not mine then why does your heart return, my call
If you are not mine would I have the strength to stand, at all

I never know what the future brings
But I know you’re here with me now
We’ll make it through
And I hope you are the one I share my life with

[#:]
I don’t want to run away but I can’t take it, I don’t understand
If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am
Is there any way that I can stay, in your arms~?

If I don’t need you then why am I crying on, my bed?
If I don’t need you then why does your name resound, in my head?
If you’re not for me then why does this distance maim, my life?
If you’re not for me then why do I dream of you, as my wife?

I don’t know why you’re so far away
But I know that this much is true
We’ll make it through
And I hope you are the one I share my life with
And I wish that you could be the one I die with
And I pray in you’re the one I build my home with
I hope I love you all my life

[#]

[Bridge:]
Cause I miss you, body and soul so strong that it takes my breath away
And I breathe you into my heart and pray for the strength to stand today
Cause I love you, whether it’s wrong or right
And though I can’t be with you tonight
You know my heart is by your side

[#]

Jumat, 13 November 2009

Backstreet Boys - As Long As You Love Me

Although loneliness has always been a friend of mine
I'm leaving my life in your hands
People say I'm crazy and that I am blind
Risking it all in a glance
And how you got me blind is still a mystery
I can't get you out of my head
Don't care what is written in your history
As long as you're here with me

Chorus:
I don't care who you are
Where you're from
What you did
As long as you love me
Who you are
Where you're from
Don't care what you did
As long as you love me

Every little thing that you have said and done
Feels like it's deep within me
Doesn't really matter if you're on the run
It seems like we're meant to be

Chorus

Bridge:
I've tried to hide it so that no one knows
But I guess it shows
When you look into my eyes
What you did and where you are comin' from
I don't care, as long as you love me, baby.

Chorus

Who you are
Where you're from
Don't care what you did
As long as you love me
(Repeat to fade)

Dorayaki


Dorayaki adalah kue yang berasal dari Jepang. Dorayaki termasuk ke dalam golongan kue tradisional Jepang (wagashi) yang bentuknya bundar sedikit tembam, terdiri dari dua lembar kue yang direkatkan dengan selai kacang merah. Dorayaki memiliki tekstur yang lembut dan mirip dengan kue Jepang yang disebut Kastela karena adonan yang mengandung madu.

Di Indonesia, makanan penganan ini mulai diperkenalkan di Indonesia bersamaan dengan anime Doraemon. Tokoh Doraemon mempunyai kegemaran makan kue dorayaki. Dorayaki yang dijual di toko kue di Indonesia rasanya sudah disesuaikan dengan selera lokal seperti dorayaki berisi campuran coklat dan keju. Dorayaki juga dikenal di Indonesia dengan sebutan Obanyaki.

Di Jepang, Obanyaki lebih dikenal dengan nama Imagawayaki. Walaupun Obanyaki mempunyai bentuk yang hampir sama dengan Dorayaki, kue Obanyaki lebih tebal dibandingkan dengan Dorayaki. Obanyaki juga biasanya dipanggang di depan pembeli sedangkan Dorayaki sudah dipanggang sebelumnya dan dijual dalam kemasan.

Asal-usul

Pada mulanya, Dorayaki hanya terdiri dari satu lembar kue bundar dengan pinggiran yang dilipat sedikit hingga berbentuk segi empat. Di bagian tengah kue diberi selai kacang yang disebut azuki.

Pada tahun 1914, kue Dorayaki yang terdiri dari dua lembar diperkenalkan oleh perusahaan kue Usagiya dengan menggunakan adonan yang mirip adonan Kastela. Dorayaki yang terdiri dari dua lembar kue dan berbentuk bundar kemudian menjadi populer di seluruh Jepang.

Menurut cerita yang bisa dipercaya, kue dinamakan Dorayaki karena bentuknya yang mirip gong (bahasa Jepang: dora). Menurut cerita lain, pendekar bernama Saito Musashibo Benkei adalah pencipta Dorayaki. Benkei menderita luka dan harus dirawat di rumah penduduk. Setelah sembuh, Benkei memanggang adonan dari campuran air dan tepung terigu di atas gong. Hasilnya berupa kue bundar berisi selai kacang kemudian diberikan kepada orang yang merawatnya sebagai ucapan terima kasih. Masih ada beberapa cerita lain tentang asal-usul Dorayaki sehingga sulit memastikan cerita mana yang paling benar.

Kamis, 12 November 2009

Matcha


matcha dan alat pengocok matcha (chasen)

Matcha (teh bubuk) adalah teh hijau berbentuk bubuk yang dibuat dari menggiling teh hijau hingga halus seperti tepung. Selain diminum pada upacara minum teh, matcha digunakan sebagai bahan perisa dan pewarna untuk berbagai jenis makanan, seperti mochi, soba, es krim, es serut, cokelat, berbagai jenis kue Barat, dan wagashi.

Minuman dari matcha

Upacara minum teh mengenal dua jenis minuman teh dari matcha, koicha (teh kental) dan usucha (o-usu atau teh encer). Keduanya berbeda dalam kadar kekentalan, dan cara meminum. Teh jenis koicha dan usucha keduanya disajikan dalam upacara minum teh yang sangat formal. Walaupun demikian, upacara minum teh yang hanya menyajikan usucha tetap bisa bersifat formal.

Matcha kualitas terbaik memiliki rasa lebih manis dan tidak terlalu pahit. Minuman koicha hanya dibuat dari matcha kualitas terbaik yang harganya mahal, tapi matcha tersebut bisa juga dipakai untuk membuat usucha. Alat pengocok yang disebut chasen digunakan untuk melarutkan matcha, atau mengocoknya hingga berbusa sewaktu membuat usucha.

Semangkuk koicha dibuat untuk diminum bersama oleh tamu yang hadir secara bergiliran. Seorang tamu hanya boleh meminum teh yang menjadi bagiannya, dan menyisakan selebihnya untuk tamu yang lain. Tamu yang mendapat giliran terakhir untuk minum diharuskan menghabiskan teh yang tersisa di dalam mangkuk.

Sewaktu membuat koicha, takaran matcha adalah 3 chashaku (sendok kecil dari bambu) untuk satu orang. Bila ada 4 orang tamu, maka takaran matcha untuk semangkuk koicha adalah 12 chashaku. Kue tradisional Jepang (wagashi) yang disajikan bersama koicha adalah kue namagashi ("kue basah") seperti nerikiri.

Semangkuk usucha dibuat untuk diminum habis oleh seorang tamu. Takaran matcha yang digunakan adalah 1½ chashaku untuk satu mangkuk. Usucha dihidangkan pada upacara minum teh yang dihadiri oleh banyak tamu, atau upacara minum teh ala kuil Zen. Wagashi yang dihidangkan bersama usucha adalah kue higashi (kue yang lebih kering dari namagashi). Pada upacara minum teh yang hanya menyajikan usucha dan tidak menyajikan koicha, kue yang dihidangkan bisa saja berupa higashi atau namagashi.

Masing-masing aliran upacara minum teh memiliki standar kadar busa pada permukaan teh. Aliran Urasenke menetapkan seluruh permukaan teh dipenuhi busa bagaikan susu kocok. Sebaliknya, aliran Omotesenke menetapkan sebagian permukaan teh harus terlihat bebas dari busa. Aliran Mushanokōjisenke bahkan hanya membolehkan sangat sedikit busa pada permukaan teh.

Sejarah

Kebiasaan minum teh dimulai di Tiongkok pada zaman Dinasti Tang, namun baru menjadi populer pada zaman Dinasti Song. Khasiat dan cara membuat teh dicatat dalam kitab Cha Ching sekitar abad ke-8.

Pada zaman Heian, orang Jepang hanya mengenal Dancha (teh dalam bentuk bulatan seperti bola). Matcha diperkirakan pertama kali dibuat di Tiongkok pada abad ke-10. Orang Jepang mengenal matcha sejak abad ke-12 (zaman Kamakura) setelah matcha dibawa ke Jepang oleh pendeta Zen aliran Rinzai bernama Eisai.

Pembuatan

Matcha dibuat dari teh hijau yang disebut Tencha. Di perkebunan, tanaman ditutup dengan jerami atau kerai agar daun teh tidak terkena sinar matahari langsung (sama dengan cara pembuatan teh hijau Gyokuro). Setelah dipetik, daun teh langsung dikukus dan dikeringkan. Teh untuk matcha tidak diremas-remas seperti sewaktu membuat teh hijau jenis Sencha atau Gyokuro. Alat penggiling dari batu digunakan untuk menggiling daun teh yang sudah kering hingga halus menjadi tepung.

Tipe Orang Dilihat dari Facebook

1.Manusia Super Update

Kapanpun dan dimanapun update status. Status nya ga panjang2 amat..tapi terlihat bikin risih, karena hal2 yang ga terlalu penting juga dia publikasikan

contoh : “Lagi makan di restoran A..”, “Dalam perjalanan menuju neraka..”, “Saatnya baca koran..”, dsb..

2.Manusia Melankolis

Biasanya dia curhat di status. Entah karena ingin banyak diberi komentar dari teman2nya atau hanya sekedar menuangkan unek2nya ke facebook, tapi biasanya orang tipe ini menceritakan kisahnya dan terkadang menanyakan solusi yg terbaik kepada yang laen..

contoh : “Kamu sakitin aku..lebih baik aku cari yang lain..”, “Cuma kamu yang terbaik buat aku..terima kasih km sudah sayang ama aku selama ini..”, dsb..

3.Manusia Tukang Ngeluh

Ga pagi, ga siang, ga malem, ga dikasih ujan, ga dikasih panas, ga dikasih uang, ga dikasih makan, pokonya semuanya dia keluhkan..

contoh : “Jakarta maceeet..!! Panas pula..”, “Aaaargh ujan, padahal baru nyuci mobil..sialan..!!”, “Males ngapa2in..cape hati gara2 si do’i..”, dsb..

4.Manusia Sombong

Mungkin beberapa dari mereka ga berniat menyombongkan diri, tapi terkadang orang yang melihatnya, yang notabene tidak bisa seberuntung dia, merasa kalo statusnya itu kelewat sombong, dan malah bikin sebel..

contoh : “Otw ke Paris..!!”, “BMW ku sayang, saatnya kamu mandi..aku mandiin ya sayang..”, dsb..

5.Manusia Puitis

Dari judulnya udah jelas. Status nya selalu diisi dengan kata2 mutiara, tapi ga jelas apa maksudnya. Bikin kita terharu? Bikin kita sadar atas pesan tersembunyi nya? atau cuma sekedar memancing komentar? Sampai saat ini, tipe orang seperti ini masih dipertanyakan..

contoh : “Kita masing-masing adalah malaikat bersayap satu. Dan hanya bisa terbang bila saling berpelukan”, “Mencintai dan dicintai adalah seperti merasakan sinar matahari dari kedua sisi”,
“Jika kau hidup sampai seratus tahun, aku ingin hidup seratus tahun kurang sehari, agar aku tidak pernah hidup tanpamu”, dsb..

6.Manusia in English

Tipe manusianya bisa seperti apa saja, apakah melankolis, puitis, sombong dan sebagainya. Tapi dia berusaha lebih keren dengan mengatakannya dalam bahasa Inggwis Gicyu Low..

contoh : “Tie and Chair..”, “I can tooth, you Pink sun..” dsb..

Kira2 seperti itu lah..sebenernya masih banyak lagi dalam pikiran..tapi keburu mau berangkat..kapan2 diterusin ya..hehe..
Mudah2an ga ada yang tersinggung..just 4 fun kok..

UPDATE : Masukan dari yg laen..
(Maaf CP, ga tau cara nge quote..)

(from InvisibLe_GirL)

7. alay…
updatenya gaul2… dan bahasa dewa.. ejaan yang dialaykan..
contoh..” met moulnin all.. pagiiieh yg cewrah… xixiixi” <<>

8. obsesi…
ngarep… tp ga kesampaian.. pengen jd artis ga dapat2.. dll..
contoh : :duwh… sesi pemotretan lagi! cape…

9. Sok tau..
sotoy tenarnya..
contoh : pemerintah selalu memanjakan rakyatnya.. bla..bla…bla…
pdahal ga taw apa yang ditulis..

10. bioskop mania..
update film yang abis ditonton dan kasih comment..
contoh : ICE AGE 3..REcomended!! <<>

(from KumaraPrima)

11. tipe pedagang:
contoh: "jual sepatu bla bla bla"

12. tipe penyuluh masyarakat:
contoh: "jangan lupa dateng ke TPS, 5 menit utk 5 tahun bla..bla"

(from Ch_Z)

13. Pengguna Facebook Tipe Kaskuser
baru online ‘PERTAMAXXXX GAN!’… 5 menit lagi ‘kalo berkenan cendolnya donk gannn’…. 1 jam lagi ‘aduh sial gagal pertamax di trid sendiri’…… beberapa jam lagi ‘YES GW UDAH ISO2000′, trus nawarin ‘bagi2 cendol gratiss di kaskus ngerayain ISO ‘ kalo online pagi ‘pagi2 enaknya ngaskus gan!’, ‘tidur telat bangun pagi2 nyalain komputer ngaskus lagi’

Dan masukan lain yang tentunya jadi status of the year..

14.Manusia Alay..

Ada berbagai macam versi, dari tulisannya yang aneh, atau tulisannya biasa aja, hanya saja kosakata nya ga lazim..ato mungkin ada yg fusion..

Alay 1 : "DucH Gw4 5aYan9 b6t s4ma Lo..7aNgaN tin69aL!n akYu ya B3!bh..!!"
Alay 2 : "km mugh kog gag pernach ngabwarin aq lagee seech? kmuw maseeh saiangs sama aq gag seech sebenernywa?"
Alay 3 : "Ouh mY 9oD..!! kYknY4w c gW k3ReNz 48ee5h d3ch..!!"

(Khusus buat tipe ini, ga usah di baca juga gpp..saya pribadi juga mikir dulu buat nulis ini, walaupun jadinya kurang mirip sama yg aslinya..)

15.Tipe Hidden Message (1 lagi yg kepikiran ama saya gan..)

Tipe ini biasanya ga to the point, tapi tentunya punya niat biar orang yg dituju membaca nya..bagus2 kalo baca..kalo ngga? kelamaan nunggu, padahal langsung aja sms ya..

contoh : "For you my M***, I can’t live without you..you are my bla bla bla..", "Heh, cewe bajingan..ngapain lo deket2in co gw?! kyk ga laku aja lo.." <<< (padahal ce tersebut ga jadi friend nya..mana bisa baca..)

UPDATE :
Request dari yang laen..

16.Tipe Misterius

Tipe yang biasanya bikin banyak orang bertanya tanya atas apa maksud dari status orang tersebut..Biasanya dalam suatu kalimat membutuhkan Subjek + Predikat + Objek + Keterangan..Tapi orang tipe ini mungkin hanya mengambil beberapa atau malah hanya 1 saja..Dan pastinya mengundang kontroversi..

contoh : "Sudahlah..", "Telah berakhir.." <<< (apanya??), "Termenung…"

Saykoji - Online

Reff:
siang malam ku selalu
menatap layar terpaku
untuk on line on line
on line on line

Verse 1:
tidur telat bangun pagi pagi
nyalain komputer online lagi
bukan mau ngetik kerjaan
e-mail tugas diserahkan

tapi malah buka facebook
padahal face masih ngantuk
beler kayak orang mabuk
pala naik turun ngangguk-ngangguk

sambil ngedownload empitri
colok i pod usb kiri
ngecekin postingan forum
apa ada balesannye? belum

biar belum sikat gigi belum mandi
tapi kalo belum on line paling anti
liat friendster myspace, youtube
me and him, everybody you too

siang malam ku selalu
menatap layar terpaku
untuk on line on line
on line on line
jari dan keyboard beradu
pasang earphone dengar lagu
aku on line online
on line on line

Verse 2:
nah udah mandi siap berangkat
langsung cabut takut terlambat
tak lupa flash disk gantung di leher
malah lupa sepatu jadi nyeker

flashdisk isinya bokep atau lagu
kalau ada kerjaanpun gue ragu
kalo emang berani coba pada ngaku
cek isi foldernya satu satu

di kantor online pakai proxy
walau diblok server bisa dilolosi
namanya udah ketagihan internet
produktifitaspun kepepet

jam kerja malah chatting ym
ngobrol online sama ehehem
atasan lewat langsung klik data
pura pura kerja di depan mata

siang malam ku selalu
menatap layar terpaku
untuk on line on line
on line on line
jari dan keyboard beradu
pasang earphone dengar lagu
aku on line online
on line on line

bridge:
makan siangpun aku cari sinyal wifi
mengapa ku kecanduan oh why why
kadang terasa bagai tak berdaya
ingin ku berubah.. eh ada e-mail dah dulu ya

Verse 3:
cek e-mail spam semua
email benerannya cuma dua
yang satu email lama
yang satu forwardan yang sama

ngarep komentar buka friendster
loading, gue tinggal beser
pas balik ngecek komputer kok lagi maintenance server

ya udah download lagu
bajakan gratis gak pake ragu
saykoji satu album
setengah jam bisa rampung

sore sore bosen hambar
ide nakal cari cari gambar
download video dengan sabar
ketahuan pacar digampar

siang malam ku selalu
menatap layar terpaku
untuk on line on line
on line on line
jari dan keyboard beradu
pasang earphone dengar lagu
aku on line online
on line on line

Nabe

Masakan nabe (Naberyōri : masakan panci) atau hanya disebut Nabe, adalah jenis masakan Jepang yang dimasak dan dihidangkan di dalam panci besar. Dalam bahasa Jepang, nabe berarti panci. Panci diletakkan di atas kompor kecil atau plat pemanas yang ada di atas meja. Sambil dimasak menggunakan panci atau wadah dari keramik bernama donabe, dan makanan dihidangkan di atas meja makan langsung bersama pancinya.

Masakan nabe termasuk jenis masakan steamboat yang dihidangkan untuk beberapa orang sekaligus yang duduk mengelilingi panci berisi hidangan utama. Makanan diambil sendiri dari panci oleh orang ingin memakannya, dan dipindahkan ke mangkuk milik sendiri sebelum dimakan. Selain disebut Naberyōri, makanan jenis ini juga disebut Nabemono (barang panci). Makanan ini populer sebagai makanan musim dingin di Jepang.

Sebelum zaman Edo, orang Jepang memiliki budaya makan "satu orang satu nampan". Pada waktu itu, masakan nabe dihidangkan untuk satu atau dua orang. Pada zaman Meiji, masakan nabe menjadi begitu populer, terutama masakan nabe daging sapi yang disebut gyūnabe.

Jenis

* Yosenabe

Nabe berisi makanan laut dan sayur-sayuran, sedangkan bumbunya berbeda menurut daerahnya di Jepang.

* Yūdōfu (tahu rebus)

Nabe berisi tahu dan sayur-sayuran.

* Kamonabe (nabe bebek)

Nabe berisi daging bebek dan sayur-sayuran.

* Mizudaki

Nabe berisi daging ayam dan sayur-sayuran.

* Chankonabe

Nabe berisi berbagai jenis daging, dan biasanya merupakan makanan pesumo.

* Sukiyaki

Nabe berisi daging sapi.

* Botan nabe

Nabe berisi daging babi hutan.

* Motsu nabe

Nabe berisi jeroan.

* Tetchiri

Nabe berisi ikan fugu.

* Oden

Nabe berisi berbagai bahan yang direbus di dalam kuah.

* Shabu-shabu

Irisan sangat tipis daging sapi yang dicelup ke dalam panci khusus berisi air panas.

* Jōyanabe

Nabe berisi daging babi dan sayur-sayuran hijau.

* Kakinabe

Nabe berisi tiram dan sayur-sayuran.

* Mizorenabe

Nabe berisi tahu dan parutan lobak.

* Jjigae (Chige)

Nabe khas masakan Korea dengan kimchi.

* Thainabe

Nabe ala masakan Thailand.

* Sichuan mala (Hinabe)

Nabe ala Tionghoa

Mie Instan...Berbahaya!!!

LINDUNGI KELUARGA DAN DIRI ANDA DARI MIE INSTAN...!!!

Para penggemar Mi Instan, pastikan Anda punya selang waktu paling tidak 3(tiga) hari setelah Anda mengkonsumsi Mi Instan, jika Anda akan mengkonsumsinya lagi. Dari Informasi kedokteran, ternyata terdapat lilin yang melapisi mi instan. Itu sebabnya mengapa Mi Instan tidak lengket satu sama lainnya ketika dimasak. Konsumsi Mie Instan setiap hari akan meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkiti kanker.
Seseorang, karena begitu sibuknya dalam berkarir(bekerja) sehingga tidak punya waktu lagi untuk memasak,sehingga diputuskannya untuk mengkonsumsi Mi Instan setiap hari. Akhirnya dia menderita kanker. Dokternya mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena adanya lilin dalam Mi Instan tersebut. Dokter tersebut mengatakan bahwa tubuh kita memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) hari untuk membersihkan lilin tersebut.
Ada seorang pramugari SIA (Singapore Air) yang setelah berhenti dan kemudian menjadi seorang ibu rumah tangga, tidak memasak tetapi hampir selalu mengkonsumsi Mie Instan setiap kali dia makan. Kemudian akhirnya menderita kanker dan meninggal. Jika kita perhatikan Mi China yang berwarna kuning yang biasa ditemukan di pasar, dari hasil pengamatan, mi yang belum dimasak tersebut akan terlihat seperti berminyak. Lapisan minyak ini akan menghindari lengketnya mi tersebut satu dengan lainnya. Mi Wonton yang masih mentah biasanya ditaburkan tepung agar terhindar dari lengket. Ketika tukang masak akan memasak mi, dia memasaknya pertama-tama dalam air panas, kemudian dibilas/ditiriskan dengan air dingin sebelum dimasak dengan air panas lagi. Memasak dan meniriskan dengan cara ini akan dapat menghindari lengketnya mi tersebut satu sama lainnya. Tukang masak memberikan minyak dan saos pada mi tersebut agar tidak menjadi lengket ketika akan dikonsumsi secara kering (tanpa kuah).
Aturan masak dalam membuat Spaghetti (Mi dari Italia), akan dibutuhkan minyak dan mentega yang ditambahkan terlebih dahulu pada air rebusan Spaghetti untuk menghindari lengketnya pasta tersebut.

Ada kisah yang mengerikan :

* Ada orang yang sekarang usianya sekitar 48 tahunan tapi sudah 4 tahun terakhir ini kemana-mana membawa alat, maaf, sebagai pengganti anusnya, karena usus bawah sampai dengan anus telah dipotong sebab sudah tidak bisa dipakai lagi pasalnya waktu mahasiswa dengan alasan ekonomi mengkonsumsi mie instant secara berlebihan sehingga bagian usus yang dipotong tersebut adalah tempat mengendapnya bahan pengawet yang selalu ada di setiap mie instant mungkin sejenis borax pengawet untuk mayat (data menunjukan bahwa import borax dan sejenisnya sangat besar ke Indonesia) dan walhasil menimbulkan pembusukan ditempat tersebut, semoga semua pihak berhati hati dalam mengkonsumsi makanan seperti bakso, sosis, mie dll

* Ada lagi, orang yang pernah kena kanker getah bening (8 kelenjar getah bening kena), dan berobat selama hampir 1 tahun di Singapore menghabiskan lebih dari 1 Milyar pada tahun 1996 sampai 1997 (untung ditanggung kantor), akibat dia mengkonsumsi indomie plus korned selama 4 tahun terus menerus setiap hari(dengan alasan karena istrinya sibuk kerja). Menurut dokter yg mengobati nya, penyebab utamanya adalah pengawet yg ada di indomie dan korned tsb.

Jamur Shiitake


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Marasmiaceae
Genus : Lentinula
Spesies : L. edodes

Shiitake (Lentinula edodes) atau jamur hioko dan sering ditulis sebagai jamur shitake adalah jamur pangan asal Asia Timur yang terkenal di seluruh dunia dengan nama aslinya dalam bahasa Jepang. Shiitake secara harafiah berarti jamur dari pohon shii (Castanopsis cuspidata) karena batang pohonnya yang sudah lapuk merupakan tempat tumbuh jamur shiitake.

Spesies ini dulunya pernah dikenal sebagai Lentinus edodes. Ahli botani Inggris bernama Miles Joseph Berkeley menamakan spesies ini sebagai Agaricus edodes di tahun 1878.

Shiitake banyak dibudidayakan di Tiongkok, Korea dan Jepang dan bisa dijumpai di alam bebas di di daerah pegunungan di Asia Tenggara.

Shiitake dalam bahasa Tionghoa disebut xiānggū (Hanzi:"jamur harum"), sedangkan yang berkualitas tinggi dengan payung yang lebih tebal disebut dōnggū (Hanzi:"jamur musim dingin") atau huāgū ("jamur bunga") karena pada bagian atas permukaan payung terdapat motif retak-retak seperti seperti mekar.

Di Indonesia kadang-kadang dinamakan jamur jengkol, karena bentuk dan aromanya seperti jengkol walaupun bagi sebagian orang rasa jamur ini seperti rasa petai.

Deskripsi

Jamur shiitake tumbuh di permukaan batang kayu yang melapuk dari pohon Castanopsis cuspidata, Castanea crenata (kastanye), dan sejenis pohon ek Quercus acutissima. Batang dari tubuh buah sering melengkung, karena shiitake tumbuh ke atas dari permukaan batang kayu yang diberdirikan. Payung terbuka lebar, berwarna coklat tua dengan bulu-bulu halus di bagian atas permukaan payung, sedangkan bagian bawah payung berwarna putih.

Jamur beracun spesies Omphalotus guepiniformis terlihat agak mirip dengan jamur shiitake sehingga banyak orang yang tertipu dan keracunan.

Sejarah budidaya

Shiitake juga dikenal dengan nama Jamur hitam China, karena aslinya memang berasal dari daratan Tiongkok dan sudah dibudidayakan sejak 1.000 tahun yang lalu. Sejarah tertulis pertama tentang budidaya shiitake ditulis Wu Sang Kuang di zaman Dinasti Song (960-1127), walaupun jamur ini sudah dimakan orang di daratan Tiongkok sejak tahun 199 Masehi.

Di zaman Dinasti Ming (1368-1644), dokter bernama Wu Juei menulis bahwa jamur shiitake bukan hanya bisa digunakan sebagai makanan tapi juga sebagai obat untuk penyakit saluran nafas, melancarkan sirkulasi darah, meredakan gangguan hati, memulihkan kelelahan dan meningkatkan energi chi. Shiitake juga dipercaya dapat mencegah penuaan dini.

Penggunaan dalam masakan

Jamur shiitake segar atau dalam bentuk kering sering digunakan dalam berbagai masakan di banyak negara. Shiitake segar biasanya dimakan sebelum payung bagian bawah berubah warna. Batang shiitake agak keras dan umumnya tidak digunakan dalam masakan.

Sebagian orang lebih menyukai shiitake kering dibandingkan shiitake segar karena shiitake kering mempunyai aroma yang lebih harum (keras). Shiitake kering diproses dengan cara menjemur di bawah sinar matahari dan perlu direndam di dalam air sebelum dimasak. Kaldu dasar masakan Jepang yang disebut dashi didapat dari merendam shiitake kering di dalam air.

Di Jepang, shiitake merupakan isi sup miso, digoreng sebagai tempura, campuran chawanmushi, udon dan berbagai jenis masakan lain. Shiitake juga digoreng hingga garing dan dijual sebagai keripik shiitake.

Rusia juga memproduksi shiitake dalam jumlah banyak dan dijual sebagai acar dalam kemasan botol.

Miso Shiru


Sup miso (miso shiru) adalah masakan Jepang berupa sup dengan bahan dasar dashi ditambah isi sup berupa sedikit makanan laut atau sayur-sayuran, dan diberi miso sebagai perasa. Sup miso dinikmati dengan mengangkat mangkok sup dan meminum kuahnya, sedangkan isi sup dimakan menggunakan sumpit.

Pada umumnya sup miso dihidangkan bersama nasi putih sebagai menu sarapan pagi di banyak rumah-rumah di Jepang. Sup miso biasanya dimakan di rumah, walapun ada juga sup miso yang dihidangkan di warung atau restoran tradisional Jepang (ryotei). Sup miso instan adalah sup miso dalam kemasan yang cukup diseduh dengan air panas.

Sup miso merupakan masakan sangat sederhana yang sangat mudah disiapkan dalam waktu singkat, bahan-bahannya pun hanya berupa kaldu dari katsuobushi, sedikit isi sup, dan miso. Walaupun sup miso adalah masakan paling sederhana, rasa yang dihasilkan bisa berbeda-beda tergantung pada jenis miso yang digunakan untuk sup, cara mengambil kaldu dari katsuobushi dan keterampilan orang yang membuatnya.

Pada kebudayaan Jepang yang menjadikan nasi atau nasi dari berbagai jenis padi-padian sebagai makanan utama, sup miso mempunyai peran penting sebagai makanan pendamping yang paling utama. Pada umumnya, makanan utama sehari-hari orang Jepang sejak zaman dulu disebut ichijū issai yakni satu set berupa nasi dengan sup seperti sup miso dan satu jenis lauk.

Fungsi

Di dalam budaya makan Jepang yang biasanya rendah protein, sup miso berfungsi sebagai penambah nafsu makan, sumber protein, dan sumber garam. Sup miso berbeda fungsinya dengan sup dalam budaya makan Eropa. Di dalam budaya Jepang, sup miso bukan dipakai sebagai kuah untuk makan nasi, berbeda dengan makan Eropa yang menempatkan roti adalah makanan utama sedangkan sup dibuat untuk menikmati roti yang sudah agak keras.

Miso adalah bumbu masak yang aromanya mudah hilang jika lama dimasak dengan suhu tinggi, sehingga api harus segera dimatikan pada saat sup mulai mencapai titik didih. Sup miso mempunyai berbagai macam nama bergantung pada isi, misalnya Kenchin-jiru (isi sayur-sayuran saja), Butajiru atau Tonjiru (isi sayur-sayuran dan daging babi), Sampe-jiru (isi ikan Salmon asin) dan sebagainya. Masakan Jepang yang disebut Nabe walaupun ditambah dengan miso tidak dianggap sebagai sup miso.

Sejarah

Konon sup miso sudah dikenal orang Jepang sejak zaman Muromachi. Pada mulanya sup miso adalah makanan kampung yang dinikmati oleh petani, tapi kemudian menyebar ke berbagai lapisan masyarakat di seluruh Jepang menjadi menu yang tak boleh ketinggalan.

Miso dan kaldu untuk sup

Di Jepang, jenis miso yang digunakan untuk sup miso bergantung pada selera orang yang tinggal di daerah itu. Sebagian besar penduduk Prefektur Nagano menggunakan Shinshu miso, penduduk Prefektur Aichi dan Prefektur Gifu menggunakan Hatchomiso, sedangkan penduduk Kyoto menggunakan Shiro miso. Sama halnya dengan ungkapan "kecap saya paling no.1," orang Jepang sangat membanggakan miso produksi kampung halamannya yang selalu dianggap paling enak nomor satu.

Kaldu untuk sup yang disebut dashi, bisa dibuat dari konbu, ikan teri kering yang disebut niboshi dan katsuobushi. Cara membuat kaldu untuk sup bisa berbeda-beda tergantung pada orang yang memasak, ada orang yang membuat sup miso hanya dengan menggunakan katsuobushi, tapi ada juga orang yang menggunakan saba bushi bersama berbagai macam sumber kaldu, dan juga bumbu masak produksi pabrik.

Pada umumnya, miso yang dibutuhkan untuk satu mangkok sup miso sebanyak 15 gram, walaupun semuanya tergantung pada selera orang yang mau meminumnya. Perbandingan antara sup dan kadar garam biasanya sekitar 99 : 1.

Isi sup miso

Isi untuk sup sangat bervariasi tergantung pada daerah dan selera.

* Makanan laut, seperti: rumput laut (wakame), berjenis-jenis kerang, kepiting, udang karang, dan ikan,
* Semua jenis sayur-sayuran dan bahan makanan produksi pabrik, seperti lobak, Enokitake, daun bawang, kentang, bawang bombay, labu parang, aburage, tahu, natto, dan tauge.

Sup miso versi Okinawa

Restoran di Okinawa menyediakan menu sup miso yang disebut sebagai miso-jiru dan bukan miso-shiru yang merupakan cara penyebutan yang lazim untuk nama masakan ini dalam bahasa Jepang standar. Masakan sup miso ala Okinawa mempunyai isi yang sangat banyak seperti daging babi, Spam (daging babi dalam kaleng), tahu, sayur-sayuran, dan telur. Sup miso ala Okinawa kadang-kadang ada juga ditambah minyak goreng atau lard (lemak babi) jika sup tidak berisi daging.

Obi

Obi adalah sabuk pinggang dari kain yang dipakai sewaktu mengenakan kimono atau keikogi.

Obi untuk kimono umumnya dibuat dari kain sutra. Kimono pria dikenakan bersama obi dari kain kaku yang sempit, atau kain lentur yang panjang. Kimono wanita dikenakan bersama obi berhiaskan corak tenun atau bordir. Obi dililitkan seperti halnya memakai setagen.

Jenis

Obi wanita

Menurut ukuran lebar kain, secara garis besar, paling tidak terdapat tiga jenis obi. Masing-masing obi hanya cocok dipakai bersama jenis kimono tertentu.

* Fukuro obi (lebar 31 cm, panjang 4,2 m) untuk kimono formal (tomesode, furisode, iromuji, tsukesage), dari kain bercorak yang mewah hasil tenunan.
* Nagoya obi (lebar 16 cm dan 31 cm, panjang 3,65 m) untuk komon dan tsumugi, dari kain bercorak di dua tempat (depan dan belakang) hasil pencelupan atau tenun.
* Hanhaba obi (lebar 15,2 cm, panjang 3,65 m) untuk yukata dan tsumugi, dari kain warna bercorak sepanjang kain hasil tenunan atau tanpa corak.

Obi pria

* Kaku obi (lebar 10 cm, panjang 4 m) untuk kimono formal.
* Heko obi dari kain lentur dan tipis untuk kimono pakaian santai di rumah, diikat di belakang seperti ikatan kupu-kupu, juga sewaktu anak laki-laki dan perempuan mengenakan yukata.

Model ikatan

Ada banyak sekali model ikatan obi, namun jenis obi tertentu hanya sesuai untuk model ikatan tertentu.

Obi wanita

Fukuro obi

* Nijūdaiko (versi ikatan taiko yang terdiri dari dua lapis), untuk semua umur
* Fukura suzume untuk furisode
* Bunko untuk wanita muda

Nagoya obi

* Taiko untuk semua umur

Hanhaba obi

* Bunko untuk yukata
* Kai no kuchi (mulut kerang) untuk kimono santai (yukata)

[sunting] Obi pria

* Kai no kuchi
* Shokunin
* Katabasami

[sunting] Perlengkapan

Obi dikenakan bersama obiage dan obijime.

* Obi-age, kain berwarna yang dililitkan di bawah obi supaya obi tidak melorot.
* Obi-jime, tali kecil yang diikat di atas obi supaya letak obi tidak berubah, atau membantu ikatan obi.

Zori

Zōri adalah alas kaki yang dipakai orang Jepang hingga dikenalnya sepatu pada zaman Meiji. Di masa sekarang, orang Jepang hanya memakai zōri sewaktu mengenakan kimono. Berbeda dari geta yang bukan alas kaki untuk kesempatan resmi, zōri dipakai untuk segala kesempatan, termasuk sewaktu mengenakan kimono formal. Cara memakainya seperti memakai sandal jepit.

Alas (sol) berbentuk lonjong seperti keping uang zaman dulu. Berbeda dari geta, bagian alas zōri selalu datar dan tidak mempunyai hak (tumit). Pada zaman dulu, bahan untuk alas adalah lembaran gabus, namun sekarang sudah digantikan dengan lembaran plastik. Bahan pembungkus alas adalah kulit, kain, atau plastik. Pada bagian alas (dai) terdapat tiga buah lubang untuk memasukkan tali tebal yang disebut hanao yang menahan sandal agar tidak terlepas sewaktu dipakai berjalan.

Jenis

* Zōri wanita

Dibandingkan model santai, bagian alas zōri wanita untuk dipakai dalam kesempatan formal dibuat lebih tebal dengan bagian belakang yang ditinggikan (dibuat ekstra tebal). Agar dasar tidak cepat aus, plastik uretan ditempelkan di bagian dasar yang bersentuhan dengan tanah.

* Setta zōri laki-laki)

Bentuknya hampir persegi panjang, dengan bagian bawah yang dilapis kulit sapi atau plastik uretan. Hingga saat ini, setta masih banyak penggemarnya.

* Zōri tatami

Bahan dari serat tanaman Igusa sehingga disebut tatami omote zōri (zōri permukaan tatami). Pada zaman dulu merupakan alas kaki favorit bagi laki-laki. Sekarang sudah langka dan hanya bertahan sebagai alas kaki aktor kabuki.

* Waraji (warazōri)

Disebut waraji karena dibuat dari anyaman jerami (wara), dan sering dibuat sendiri oleh petani yang memerlukannya alas kaki. Pada zaman dulu, pria atau wanita memakainya sewaktu bekerja atau bepergian jauh. Tali tambahan untuk diikatkan ke pergelangan kaki merupakan ciri khas model yang dibuat untuk berjalan jauh.

Geta

Geta adalah alas kaki tradisional Jepang yang dibuat dari kayu. Pada bagian alas (dai) terdapat tiga buah lubang untuk memasukkan tali berlapis kain yang disebut hanao. Dua buah hak yang disebut ha ("gigi") terdapat di bagian bawah alas (sol). Geta dipakai di luar ruangan sewaktu mengenakan yukata atau kimono yang bukan kimono formal. Hak tinggi pada geta memudahkan pemakainya berjalan melewati jalan becek ketika hujan.

Geta dipakai dengan kaki telanjang (sewaktu mengenakan yukata) atau dengan mengenakan kaus kaki yang disebut tabi. Cara memakai geta seperti cara memakai sandal jepit, hanao dijepit di antara ibu jari dan telunjuk kaki. Sewaktu mengenakan yukata, geta dipakai dengan kaki telanjang. Pemandian air panas (onsen) dan penginapan tradisional (ryokan) biasanya menyediakan geta yang bisa dipinjam oleh tamu.

Menurut pendengaran orang Jepang, "karankoron" adalah bunyi geta ketika dipakai berjalan. Dalam mitologi Jepang, Tengu mengenakan geta berhak satu seperti dikenakan biksu yang sedang melatih diri di hutan dan gunung.

Sejarah

Berdasarkan hasil penggalian di situs arkeologi terungkap bahwa geta sudah dipakai orang Jepang sejak zaman Yayoi. Geta diperkirakan dipakai sewaktu bekerja menanam padi di sawah yang selalu berair agar kaki tetap bersih dan kering.[1] Dalam esai klasik Makura no Sōshi dari zaman Heian disebut tentang alas kaki yang disebut Kure no ashida (nama lain untuk geta). Dalam lukisan dari akhir zaman Heian hingga zaman Sengoku juga sering digambarkan orang yang sedang memakai geta sewaktu mencuci atau mengambil air.

Pengrajin geta banyak bermunculan sejak pertengahan zaman Edo. Mereka menciptakan berbagai jenis geta yang membuat geta populer sebagai alas kaki rakyat. Orang mulai menyebut semua alas kaki dari kayu seperti bokuri atau ashida sebagai geta. Walaupun pakaian Barat mulai dikenal di Jepang sejak zaman Meiji, rakyat tetap mengenakan kimono dengan alas kaki berupa geta.

Furisode

Furisode adalah kimono berlengan lebar yang dikenakan wanita muda yang belum menikah. Dibuat dari bahan berwarna cerah, motif kain berupa bunga dan tanaman, keindahan musim, binatang, atau burung yang digambar dengan tangan memakai teknik yuzen. Kain bisa bertambah mewah dengan tambahan bordiran benang emas.

Bukaan di bagian lengan kimono yang berdekatan dengan ketiak disebut furiyatsuguchi . Bukaan tersebut sengaja tidak dijahit hingga membentuk kantong lengan baju yang disebut tamoto hingga ke bagian ujung lengan kimono. Lebar tamoto pada furisode bisa mencapai 114 cm atau menjuntai hingga sekitar pergelangan kaki.

Menurut urutan tingkat formalitas, furisode adalah kimono paling formal setara dengan kurotomesode, irotomesode, dan homongi. Furisode dikenakan sebagai pakaian terbaik untuk pesta perkawinan (ketika hadir sebagai tamu atau sebagai baju pengantin wanita), miai, dan upacara resmi, seperti seijin shiki, wisuda, atau resepsi sesudah wisuda (shaonkai).

Alas kaki untuk furisode adalah zōri berhak tinggi.

Jenis

Berdasarkan lebar lengan, furisode terdiri dari tiga jenis: ōburisode (furisode besar, lebar lengan sekitar 114 cm), chūburisode (furisode sedang, lebar lengan dari 90 cm hingga sekitar 102 cm), dan koburisode (furisode kecil, lebar lengan dari 70 cm hingga sekitar 80 cm).[1]

Jenis furisode yang paling umum adalah chūburisode. Wanita berusia 20 tahun mengenakan chūburisode untuk menghadiri seijin shiki. Ketika diundang ke pesta perkawinan, tamu mengenakan chūburisode berwarna lebih gelap dan menghindari corak berwarna cemerlang. Pesta tidak formal dan upacara minum teh (hatsugama) dihadiri dengan mengenakan koburisode.

Busana pengantin wanita tradisional Jepang adalah kimono serba putih shiromuku dengan penutup kepala watabōshi, atau irouchikake dengan penutup kepala tsunokakushi. Kimono shiromuku dan irouchikake keduanya tergolong ōburisode. Dalam resepsi pernikahan zaman sekarang, kedua mempelai memiliki kesempatan mengganti busana dalam acara ironaoshi. Bila shiromuku dipakai dalam upacara pernikahan, pengantin wanita tampil kembali dengan mengenakan ōburisode berwarna cerah, gaun malam, atau baju pengantin ala Barat sesuai keinginan.

Setelah menikah, sesuai tradisi, wanita tidak lagi memakai furisode. Pada zaman dulu, lengan furisode yang lebar dipotong, dan dijahit kembali untuk membuat tomesode. Istri dulunya hanya tinggal di rumah, sehingga pakaian wanita yang sudah menikah disebut tomesode (dari kata todomaru, berhenti, tetap, tinggal).

Sejarah

Bukaan pada bagian lengan kimono (furiyatsugichi) mulanya berasal dari kimono (kosode) untuk anak-anak yang sengaja dibiarkan terbuka lebar di bagian ketiak. Baju anak tidak dijahit di bagian ketiak agar anak merasa sejuk karena mereka lebih banyak bergerak dibandingkan orang dewasa. Dalam lukisan Chigotaishi asal zaman Kamakura terlihat seorang anak mengenakan kosode yang memiliki furiyatsuguchi.

Model kimono dari Cina mulanya berlengan sempit. Bagian lengan berbentuk pipa seperti halnya lengan baju pakaian Barat. Kimono berlengan sempit kurang nyaman dikenakan di Jepang yang beriklim lembap. Bagian lengan kemudian dibuat makin lebar supaya angin bebas keluar masuk. Furisode berlengan lebar yang dikenal orang zaman sekarang berasal dari model furisode awal zaman Edo. Ketika itu, furisode dibuat dengan mencontoh kostum berlengan lebar yang dikenakan penari.

Pada paruh pertama zaman Edo, wanita muda memakai kimono dengan bagian lengan (tamoto) yang dibuat makin lebar seiring perkembangan mode. Dari 1658 hingga sekitar 1672, lebar tamoto sekitar 45 cm, namun dari 1684 hingga sekitar 1687, makin melebar hingga 60 cm. Pada periode 1716-1735, lebarnya sekitar 75 cm, dan makin melebar hingga 87 cm antara tahun 1751 dan 1763. Setelah kehidupan rakyat di pertengahan zaman Edo makin makmur, furisode populer sebagai pakaian kalangan gadis anak pengusaha. Walaupun demikian, baru sejak zaman Meiji, furisode diterima secara luas sebagai pakaian formal wanita muda yang belum menikah.

Yukata

Yukata (baju sesudah mandi) adalah jenis kimono yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Dibuat dari kain yang mudah dilewati angin, yukata dipakai agar badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi malam berendam dengan air panas.

Menurut urutan tingkat formalitas, yukata adalah kimono nonformal yang dipakai pria dan wanita pada kesempatan santai di musim panas, misalnya sewaktu melihat pesta kembang api, matsuri (ennichi), atau menari pada perayaan obon. Yukata dapat dipakai siapa saja tanpa mengenal status, wanita sudah menikah atau belum menikah.

Gerakan dasar yang harus dikuasai dalam nihon buyo selalu berkaitan dengan kimono. Ketika berlatih tari, penari mengenakan yukata sebagai pengganti kimono agar kimono berharga mahal tidak rusak karena keringat. Aktor kabuki mengenakan yukata ketika berdandan atau memerankan tokoh yang memakai yukata. Pegulat sumo memakai yukata sebelum dan sesudah bertanding.

Musim panas berarti musim pesta kembang api dan matsuri di Jepang. Jika terlihat orang memakai yukata, berarti tidak jauh dari tempat itu ada matsuri atau pesta kembang api.

Warna dan corak

Bahan yukata pria umumnya berwarna dasar gelap (hitam, biru tua, ungu tua) dengan corak garis-garis warna gelap. Wanita biasanya mengenakan yukata dari bahan berwarna dasar cerah atau warna pastel dengan corak aneka warna yang terang.

Walaupun umumnya dibuat dari kain katun, yukata zaman sekarang juga dibuat dari tekstil campuran, seperti katun bercampur poliester. Berbeda dengan kimono jadi yang hampir-hampir tidak ada toko yang menjualnya, yukata siap pakai dalam berbagai ukuran dijual toko dengan harga terjangkau.

Corak kain yang populer untuk yukata wanita, misalnya bunga sakura, seruni, poppy, bunga-bunga musim panas. atau ikan mas koki. Karakter anime seperti Hamtaro, Pokemon, dan Hello Kitty populer sebagai corak yukata untuk anak-anak.

Cara memakai

Hotel atau ryokan di Jepang menyediakan yukata untuk dipakai tamu sebagai pakaian tidur. Sebagai pakaian tidur, yukata bisa dikenakan begitu saja tanpa mengenakan pakaian dalam. Ketika dipakai pria untuk keluar rumah, yukata biasanya dikenakan tanpa kaus dalam, dan cukup memakai celana dalam atau celana pendek. Berbeda dengan kimono yang dikenakan dengan dua lapis pakaian dalam (hadajuban dan juban), sewaktu mengenakan yukata, wanita hanya perlu hadajuban (pakaian dalam lapis pertama). Alas kaki sewaktu memakai yukata adalah geta.

Yukata dikencangkan ke tubuh pemakai dengan obi yang lebarnya setengah dari lebar obi untuk kimono jenis lain. Di antara berbagai jenis simpul obi untuk yukata, bentuk simpul yang paling populer adalah simpul bunko yang berbentuk kupu-kupu. Bila tidak bisa membuat simpul, toko kimono menjual simpul obi yang sudah jadi dan tinggal disisipkan pada obi.

Wanita mengenakan yukata yang pas dengan ukuran tubuh pemakai agar terlihat bagus sewaktu dipakai. Seperti halnya kimono, panjang yukata selalu melebihi tinggi badan pemakai. Perlengkapan memakai yukata wanita:

* rok panjang (susoyoke) sebagai pakaian dalam, berwarna putih polos.
* pakaian dalam (hadajuban)
* tali pinggang (koshihimo) untuk mengencangkan kain berlebih di bagian pinggang yang berasal dari kelebihan panjang kain pada bagian bawah
* kain sabuk pengikat (datejime) untuk mengencangkan kain yang longgar di bagian perut
* Obi untuk mengencangkan yukata ke badan.

Sejarah

Istilah yukata berasal dari kata yukatabira. Mulanya katabira dipakai untuk menyebut sehelai kimono dari kain rami. Walaupun tidak lagi dibuat dari kain rami, pakaian seperti itu tetap disebut katabira. Kimono kain rami dipakai sebagai pakaian sewaktu mandi berendam, namun akhirnya berubah fungsi sebagai pakaian sesudah mandi. Ketika rumah-rumah di Jepang belum memiliki kamar mandi, yukata dipakai orang untuk pergi ke pemandian umum.

Dalam kamus Wamyō Ruijushō dari pertengahan zaman Heian, yukatabira dijelaskan sebagai pakaian yang dikenakan sewaktu mandi berendam. Ketika itu, orang mandi sambil memakai yukatabira di pemandian umum, dan dipakai untuk mengelap keringat, sekaligus menutupi ketelanjangan dari orang lain. Bahan yukatabira adalah kain rami yang cepat kering kalau diperas.

Sejak sekitar zaman Azuchi-Momoyama, yukatabira dipakai orang sebagai pakaian sesudah mandi, untuk menyerap basah seusai mandi. Kalangan rakyat zaman Edo sangat menyenangi yukatabira hingga disingkat sebagai yukata. Ketika itu, yukata bukanlah pakaian sopan yang dipakai untuk bertemu dengan orang lain, melainkan hanya pakaian tidur.

Berbeda dari kimono jenis lainnya, menjahit yukata sangat mudah. Yukata memiliki pola yang sangat sederhana, dan dijahit tanpa kain pelapis di bagian pinggul atau pundak. Hingga seusai Perang Dunia II, cara menjahit yukata diajarkan kepada murid perempuan sekolah menengah umum di Jepang.

Rabu, 11 November 2009

14 Langkah Membuat Film Indie

Akhir-akhir ini, banyak yang memprotes para produsen sinetron Indonesia yang dianggap telah kehilangan daya kreatif sehingga akhirnya menyadur film yang diproduksi orang luar. Tapi, sebenarnya, bagaimana sih cara membuat film itu? Posting ini bukan sebuah pembelaan, dan bukan pula sebuah hujatan baru. Hanya ingin menunjukkan… Begini lho, caranya membuat film. Hitung-hitung, sebagai materi tambahan buat anak-anak saya di sekolah…

Pada dasarnya, membuat film itu dapat dibagi ke dalam 14 tahapan. Apa saja?


1. IDE

Idealnya, IDE ini harus unik dan original. Tapi, memutuskan untuk menyadur sebuah karya orang lain itu juga termasuk sebuah IDE lho… Untuk mencari IDE, banyak cara yang bisa dilakukan. Melakukan pengamatan terus-menerus, jalan-jalan ke tempat yang aneh dan belum pernah didatangi manusia, nangkring di pohon asem di pinggir jalan sambil mengamati kendaraan yang lalu lalang, atau bahkan duduk santai di sebuah food court di suatu plaza atau mall. Melamun sendirian di dalam kamar juga bisa mendatangkan ide, kok…


2. Sasaran

Setelah mendapatkan IDE, tentukan sasaran dari film yang akan dibuat. Koleksi pribadi? Murid SMU? Komunitas S&M? Para Otaku? Para Blogger? Siapa yang akan menonton film itu nantinya? Itu juga harus ditentukan dengan jelas di awal. Jangan sampai terjadi, film tersebut ditujukan untuk anak SMU tapi karena tidak disosialisasikan dengan jelas, akhirnya dipenuhi adegan berantem penuh darah ala 300


3. Tujuan

IDE dan Sasaran sudah ditetapkan. Yang harus dipastikan selanjutnya adalah tujuan pembuatan film. Ingin menggugah nasionalisme seperti Naga Bonar? Ingin menyampaikan pesan terakhir sebelum nge-bom? Ingin mendapatkan kepuasan pribadi seperti pembuatan film Passion of the Christ? Apa?


4. Pokok Materi

Berikutnya adalah menyusun pokok materi. Apa sih pesan yang ingin disampaikan? Ungkapan cinta? Sekedar pesan mengingatkan bahaya merokok?


5. Sinopsis

Sinopsis adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis besar. Semacam ide awal gitu loh. Dari sinopsis ini, nantinya bisa dikembangkan menjadi cerita yang lebih detil.


6. Treatment

Tahapan ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan muncul dalam cerita. Tidak mendetil. Contoh treatment itu seperti ini…

Ada seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian tiba-tiba dia batuk-batuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba muncul api…


7. Naskah

Naskah adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, background music, ekspresi, semuanya…). Contoh naskah itu, seperti ini…

FS. Ali mengayuh becak. Ais duduk merenung, tidak mempedulikan Ali yang bolak-balik menatapnya.

Ali : Dak usah dipikir lah, Mbak…

Ais : (kaget) Heh? Apa, Bang?


8. Pengkajian

Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli media. Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan semula? Dan hal-hal yang mirip seperti itu…


9. Produksi Prototipe

Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (penjabaran naskah, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set, penentuan shot yang baik, pembuatan story board, pembuatan rancangan anggaran, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), purna-produksi (intinya adalah editing).


10. Uji coba

Uji coba ini dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari calon audiens.


11. Revisi

Setelah ada respon, maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini.


12. Preview

Preview itu adalah pemutaran perdana, di hadapan para ahli isi, ahli media, sutradara, produser, penulis naskah, editor, dan semua kru yang terlibat dalam produksi. Tujuan dari preview ini adalah untuk memastikan apakah semuanya berjalan lancar sesuai rencana atau ada penyimpangan. Bisa dikatakan, bahwa preview ini adalah proses pemeriksaan terakhir sebelum sebuah film diluncurkan secara resmi.


13. Pembuatan Bahan Penyerta

Bahan Penyerta itu adalah poster iklan, trailer, teaser, buku manual (jika film yang dibuat adalah sebuah film tutorial), dan lain sebagainya yang mungkin dibutuhkan untuk mensukseskan film ini.


14. Penggandaan

Tahap terakhir adalah penggandaan untuk arsip dan untuk didistribusikan oleh para Joni (ini terjadi pada jaman dulu kala, waktu format film digital masih ada di angan-angan).

Nah, demikian lah proses produksi sebuah film. Dari awal sampai akhir, siap untuk didistribusikan. Jadi, apa lagi yang ditunggu? Mari kita produksi film-film berkualitas agar tidak dikatakan bahwa sineas Indonesia telah kehilangan kreatifitas dan tidak bisa memproduksi karya orisinil lagi. SEMANGAT!!!

Kimono

Kimono adalah pakaian tradisional Jepang. Arti harfiah kimono adalah baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono berarti barang).

Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf "T", mirip mantel berlengan panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain yang disebut obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung. Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zōri atau geta.

Kimono sekarang ini lebih sering dikenakan wanita pada kesempatan istimewa. Wanita yang belum menikah mengenakan sejenis kimono yang disebut furisode.
Ciri khas furisode adalah lengan yang lebarnya hampir menyentuh lantai. Perempuan yang genap berusia 20 tahun mengenakan furisode untuk menghadiri seijin shiki. Pria mengenakan kimono pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan acara formal lainnya. Ketika tampil di luar arena sumo, pesumo profesional diharuskan mengenakan kimono.

Anak-anak mengenakan kimono ketika menghadiri perayaan Shichi-Go-San. Selain itu, kimono dikenakan pekerja bidang industri jasa dan pariwisata, pelayan wanita rumah makan tradisional (ryōtei) dan pegawai penginapan tradisional (ryokan).

Pakaian pengantin wanita tradisional Jepang (hanayome ishō) terdiri dari furisode dan uchikake (mantel yang dikenakan di atas furisode). Furisode untuk pengantin wanita berbeda dari furisode untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan untuk furisode pengantin diberi motif yang dipercaya mengundang keberuntungan, seperti gambar burung jenjang. Warna furisode pengantin juga lebih cerah dibandingkan furisode biasa. Shiromuku adalah sebutan untuk baju pengantin wanita tradisional berupa furisode berwarna putih bersih dengan motif tenunan yang juga berwarna putih.

Sebagai pembeda dari pakaian Barat (yōfuku) yang dikenal sejak zaman Meiji, orang Jepang menyebut pakaian tradisional Jepang sebagai wafuku (pakaian Jepang). Sebelum dikenalnya pakaian Barat, semua pakaian yang dipakai orang Jepang disebut kimono. Sebutan lain untuk kimono adalah gofuku. Istilah gofuku mulanya dipakai untuk menyebut pakaian orang negara Dong Wu (bahasa Jepang : negara Go) yang tiba di Jepang dari daratan Cina.

Kimono wanita

Pemilihan jenis kimono yang tepat memerlukan pengetahuan mengenai simbolisme dan isyarat terselubung yang dikandung masing-masing jenis kimono. Tingkat formalitas kimono wanita ditentukan oleh pola tenunan dan warna, mulai dari kimono paling formal hingga kimono santai. Berdasarkan jenis kimono yang dipakai, kimono bisa menunjukkan umur pemakai, status perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri.

* Kurotomesode

Tomesode adalah kimono paling formal untuk wanita yang sudah menikah. Bila berwarna hitam, kimono jenis ini disebut kurotomesode (arti harfiah: tomesode hitam. Kurotomesode memiliki lambang keluarga (kamon) di tiga tempat: 1 di punggung, 2 di dada bagian atas (kanan/kiri), dan 2 bagian belakang lengan (kanan/kiri). Ciri khas kurotomesode adalah motif indah pada suso (bagian bawah sekitar kaki) depan dan belakang. Kurotomesode dipakai untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.

* Irotomesode

Tomesode yang dibuat dari kain berwarna disebut irotomesode (arti harfiah: tomesode berwarna). Bergantung kepada tingkat formalitas acara, pemakai bisa memilih jumlah lambang keluarga pada kain kimono, mulai dari satu, tiga, hingga lima buah untuk acara yang sangat formal. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Kimono jenis irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai kurotomesode, misalnya resepsi di istana kaisar. Sama halnya seperti kurotomesode, ciri khas irotomesode adalah motif indah pada suso.

* Furisode

Furisode adalah kimono paling formal untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan berwarna-warni cerah dengan motif mencolok di seluruh bagian kain. Ciri khas furisode adalah bagian lengan yang sangat lebar dan menjuntai ke bawah. Furisode dikenakan sewaktu menghadiri upacara seijin shiki, menghadiri resepsi pernikahan teman, upacara wisuda, atau hatsumode. Pakaian pengantin wanita yang disebut hanayome ishō termasuk salah satu jenis furisode.

* Homongi

Hōmon-gi (arti harfiah: baju untuk berkunjung) adalah kimono formal untuk wanita, sudah menikah atau belum menikah. Pemakainya bebas memilih untuk memakai bahan yang bergambar lambang keluarga atau tidak. Ciri khas homongi adalah motif di seluruh bagian kain, depan dan belakang. Homongi dipakai sewaktu menjadi tamu resepsi pernikahan, upacara minum teh, atau merayakan tahun baru.

* Iromuji

Iromuji adalah kimono semiformal, namun bisa dijadikan kimono formal bila iromuji tersebut memiliki lambang keluarga (kamon). Sesuai dengan tingkat formalitas kimono, lambang keluarga bisa terdapat 1, 3, atau 5 tempat (bagian punggung, bagian lengan, dan bagian dada). Iromoji dibuat dari bahan tidak bermotif dan bahan-bahan berwarna lembut, merah jambu, biru muda, atau kuning muda atau warna-warna lembut. Iromuji dengan lambang keluarga di 5 tempat dapat dikenakan untuk menghadiri pesta pernikahan. Bila menghadiri upacara minum teh, cukup dipakai iromuji dengan satu lambang keluarga.

* Tsukesage

Tsukesage adalah kimono semiformal untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Menurut tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage hanya setingkat dibawah homongi. Kimono jenis ini tidak memiliki lambang keluarga. Tsukesage dikenakan untuk menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta resmi, atau merayakan tahun baru.

* Komon

Komon adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah motif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang. Komon dikenakan untuk menghadiri pesta reuni, makan malam, bertemu dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di gedung.

* Tsumugi

Tsumugi adalah kimono santai untuk dikenakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang sudah atau belum menikah. Walaupun demikian, kimono jenis ini boleh dikenakan untuk keluar rumah seperti ketika berbelanja dan berjalan-jalan. Bahan yang dipakai adalah kain hasil tenunan sederhana dari benang katun atau benang sutra kelas rendah yang tebal dan kasar.Kimono jenis ini tahan lama, dan dulunya dikenakan untuk bekerja di ladang.

* Yukata

Yukata adalah kimono santai yang dibuat dari kain katun tipis tanpa pelapis untuk kesempatan santai di musim panas.

Kimono pria

Kimono pria dibuat dari bahan berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua, dan hitam.

* Kimono paling formal berupa setelan montsuki hitam dengan hakama dan haori

Bagian punggung montsuki dihiasi lambang keluarga pemakai. Setelan montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan busana pengantin pria tradisional. Setelan ini hanya dikenakan sewaktu menghadiri upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian penghargaan dari kaisar/pemerintah atau seijin shiki.

* Kimono santai kinagashi

Pria mengenakan kinagashi sebagai pakaian sehari-hari atau ketika keluar rumah pada kesempatan tidak resmi. Aktor kabuki mengenakannya ketika berlatih. Kimono jenis ini tidak dihiasi dengan lambang keluarga.

Sejarah

Zaman Jomon dan zaman Yayoi

Kimono zaman Jomon dan zaman Yayoi berbentuk seperti baju terusan. Dari situs arkeologi tumpukan kulit kerang zaman Jomon ditemukan haniwa. Pakaian atas yang dikenakan haniwa disebut kantoi.

Dalam Gishiwajinden (buku sejarah Cina mengenai tiga negara) ditulis tentang pakaian sederhana untuk laki-laki. Sehelai kain diselempangkan secara horizontal pada tubuh pria seperti pakaian biksu, dan sehelai kain dililitkan di kepala. Pakaian wanita dinamakan kantoi. Di tengah sehelai kain dibuat lubang untuk memasukkan kepala. Tali digunakan sebagai pengikat di bagian pinggang.

Masih menurut Gishiwajinden, kaisar wanita bernama Himiko dari Yamataikoku (sebutan zaman dulu untuk Jepang) "selalu mengenakan pakaian kantoi berwarna putih". Serat rami merupakan bahan pakaian untuk rakyat biasa, sementara orang berpangkat mengenakan kain sutra.

Zaman Kofun

Pakaian zaman Kofun mendapat pengaruh dari daratan Cina, dan terdiri dari dua potong pakaian: pakaian atas dan pakaian bawah. Haniwa mengenakan baju atas seperti mantel yang dipakai menutupi kantoi. Pakaian bagian bawah berupa rok yang dililitkan di pinggang. Dari penemuan haniwa terlihat pakaian berupa celana berpipa lebar seperti hakama.

Pada zaman Kofun mulai dikenal pakaian yang dijahit. Bagian depan kantoi dibuat terbuka dan lengan baju bagian bawah mulai dijahit agar mudah dipakai. Selanjutnya, baju atas terdiri dari dua jenis kerah:

* Kerah datar sampai persis di bawah leher (agekubi)
* Kerah berbentuk huruf "V" (tarekubi) yang dipertemukan di bagian dada.

Zaman Nara

Aristokrat zaman Asuka bernama Pangeran Shotoku menetapkan dua belas strata jabatan dalam istana kaisar (kan-i jūnikai). Pejabat istana dibedakan menurut warna hiasan penutup kepala (kanmuri). Dalam kitab hukum Taiho Ritsuryo dimuat peraturan tentang busana resmi, busana pegawai istana, dan pakaian seragam dalam istana. Pakaian formal yang dikenakan pejabat sipil (bunkan) dijahit di bagian bawah ketiak. Pejabat militer mengenakan pakaian formal yang tidak dijahit di bagian bawah ketiak agar pemakainya bebas bergerak. Busana dan aksesori zaman Nara banyak dipengaruhi budaya Cina yang masuk ke Jepang. Pengaruh budaya Dinasti Tang ikut mempopulerkan baju berlengan sempit yang disebut kosode untuk dikenakan sebagai pakaian dalam.

Pada zaman Nara terjadi perubahan dalam cara mengenakan kimono. Kalau sebelumnya kerah bagian kiri harus berada di bawah kerah bagian kanan, sejak zaman Nara, kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Cara mengenakan kimono dari zaman Nara terus dipertahankan hingga kini. Hanya orang meninggal dipakaikan kimono dengan kerah kiri berada di bawah kerah kanan.

Zaman Heian

Menurut aristokrat Sugawara Michizane, penghentian pengiriman utusan Jepang untuk Dinasti Tang (kentoshi) memicu pertumbuhan budaya lokal. Tata cara berbusana dan standarisasi protokol untuk upacara-upacara formal mulai ditetapkan secara resmi. Ketetapan tersebut berakibat semakin rumitnya tata busana zaman Heian. Wanita zaman Heian mengenakan pakaian berlapis-lapis yang disebut jūnihitoe. Tidak hanya wanita zaman Heian, pakaian formal untuk militer juga menjadi tidak praktis.

Ada tiga jenis pakaian untuk pejabat pria pada zaman Heian:

* Sokutai (pakaian upacara resmi berupa setelan lengkap)
* I-kan (pakaian untuk tugas resmi sehari-hari yang sedikit lebih ringan dari sokutai)
* Noshi (pakaian untuk kesempatan pribadi yang terlihat mirip dengan i-kan).

Rakyat biasa mengenakan pakaian yang disebut suikan atau kariginu (arti harafiah: baju berburu). Di kemudian hari, kalangan aristokrat menjadikan kariginu sebagai pakaian sehari-hari sebelum diikuti kalangan samurai.

Pada zaman Heian terjadi pengambilalihan kekuasaan oleh kalangan samurai, dan bangsawan istana dijauhkan dari dunia politik. Pakaian yang dulunya merupakan simbol status bangsawan istana dijadikan simbol status kalangan samurai.

Zaman Kamakura dan zaman Muromachi

Pada zaman Sengoku, kekuasaan pemerintahan berada di tangan samurai. Samurai mengenakan pakaian yang disebut suikan. Pakaian jenis ini nantinya berubah menjadi pakaian yang disebut hitatare. Pada zaman Muromachi, hitatare merupakan pakaian resmi samurai. Pada zaman Muromachi dikenal kimono yang disebut suō (yakni sejenis hitatare yang tidak menggunakan kain pelapis dalam. Ciri khas suō adalah lambang keluarga dalam ukuran besar di delapan tempat.

Pakaian wanita juga makin sederhana. Rok bawah yang disebut mo (makin pendek sebelum diganti dengan hakama. Setelan mo dan hakama akhirnya hilang sebelum diganti dengan kimono model terusan, dan kemudian kimono wanita yang disebut kosode. Wanita mengenakan kosode dengan kain yang dililitkan di sekitar pinggang (koshimaki) dan/atau yumaki. Mantel panjang yang disebut uchikake dipakai setelah memakai kosode.

Awal zaman Edo

Penyederhaan pakaian samurai berlanjut hingga zaman Edo. Pakaian samurai zaman Edo adalah setelan berpundak lebar yang disebut kamishimo (Satu setel kamishimo terdiri dari kataginu) dan hakama. Di kalangan wanita, kosode menjadi semakin populer sebagai simbol budaya orang kota yang mengikuti tren busana.

Zaman Edo adalah zaman keemasan panggung sandiwara kabuki. Penemuan cara penggandaan lukisan berwarna-warni yang disebut nishiki-e atau ukiyo-e mendorong makin banyaknya lukisan pemeran kabuki yang mengenakan kimono mahal dan gemerlap. Pakaian orang kota pun cenderung makin mewah karena iking meniru pakaian aktor kabuki.

Kecenderungan orang kota berpakaian semakin bagus dan jauh dari norma konfusianisme ingin dibatasi oleh Keshogunan Edo. Secara bertahap pemerintah keshogunan memaksakan kenyaku-rei, yakni norma kehidupan sederhana yang pantas. Pemaksaan tersebut gagal karena keinginan rakyat untuk berpakaian bagus tidak bisa dibendung. Tradisi upacara minum teh menjadi sebab kegagalan kenyaku-rei. Orang menghadiri upacara minum teh memakai kimono yang terlihat sederhana namun ternyata berharga mahal.

Tali pinggang kumihimo dan gaya mengikat obi di punggung mulai dikenal sejak zaman Edo. Hingga kini, keduanya bertahan sebagai aksesori sewaktu mengenakan kimono.

Akhir zaman Edo

Politik isolasi (sakoku) membuat terhentinya impor benang sutra. Kimono mulai dibuat dari benang sutra produksi dalam negeri. Pakaian rakyat dibuat dari kain sutra jenis crape lebih murah. Setelah terjadi kelaparan zaman Temmei (1783-1788), Keshogunan Edo pada tahun 1785 melarang rakyat untuk mengenakan kimono dari sutra. Pakaian orang kota dibuat dari kain katun atau kain rami. Kimono berlengan lebar yang merupakan bentuk awal dari furisode populer di kalangan wanita.

Zaman Meiji dan zaman Taisho

Industri berkembang maju pada zaman Meiji. Produksi sutra meningkat, dan Jepang menjadi eksportir sutra terbesar. Harga kain sutra tidak lagi mahal, dan mulai dikenal berjenis-jenis kain sutra. Peraturan pemakaian benang sutra dinyatakan tidak berlaku. Kimono untuk wanita mulai dibuat dari berbagai macam jenis kain sutra. Industri pemintalan sutra didirikan di berbagai tempat di Jepang. Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri pemintalan, industri tekstil benang sutra ikut berkembang. Produknya berupa berbagai kain sutra, mulai dari kain krep, rinzu, omeshi, hingga meisen.

Tersedianya beraneka jenis kain yang dapat diproses menyebabkan berkembangnya teknik pencelupan kain. Pada zaman Meiji mulai dikenal teknik yuzen, yakni menggambar dengan kuas untuk menghasilkan corak kain di atas kain kimono.

Sementara itu, wanita kalangan atas masih menggemari kain sutra yang bermotif garis-garis dan susunan gambar yang sangat rumit dan halus. Mereka mengenakan kimono dari model kain yang sudah populer sejak zaman Edo sebagai pakaian terbaik sewaktu menghadiri acara istimewa. Hampir pada waktu yang bersamaan, kain sutra hasil tenunan benang berwarna-warni hasil pencelupan mulai disukai orang.

Tidak lama setelah pakaian impor dari Barat mulai masuk ke Jepang, penjahit lokal mulai bisa membuat pakaian Barat. Sejak itu pula, istilah wafuku dipakai untuk membedakan pakaian yang selama ini dipakai orang Jepang dengan pakaian dari Barat. Ketika pakaian Barat mulai dikenal di Jepang, kalangan atas memakai pakaian Barat yang dipinjam dari toko persewaan pakaian Barat.

Di era modernisasi Meiji, bangsawan istana mengganti kimono dengan pakaian Barat supaya tidak dianggap kuno. Walaupun demikian, orang kota yang ingin melestarikan tradisi estetika keindahan tradisional tidak menjadi terpengaruh. Orang kota tetap berusaha mempertahankan kimono dan tradisi yang dipelihara sejak zaman Edo. Sebagian besar pria zaman Meiji masih memakai kimono untuk pakaian sehari-hari. Setelan jas sebagai busana formal pria juga mulai populer. Sebagian besar wanita zaman Meiji masih mengenakan kimono, kecuali wanita bangsawan dan guru wanita yang bertugas mengajar anak-anak perempuan.

Seragam militer dikenakan oleh laki-laki yang mengikuti dinas militer. Seragam tentara angkatan darat menjadi model untuk seragam sekolah anak laki-laki. Seragam anak sekolah juga menggunakan model kerah berdiri yang mengelilingi leher dan tidak jatuh ke pundak (stand-up collar) persis model kerah seragam tentara. Pada akhir zaman Taisho, pemerintah menjalankan kebijakan mobilisasi. Seragam anak sekolah perempuan diganti dari andonbakama (kimono dan hakama) menjadi pakaian Barat yang disebut serafuku (sailor fuku), yakni setelan blus mirip pakaian pelaut dan rok.

Zaman Showa

Semasa perang, pemerintah membagikan pakaian seragam untuk penduduk laki-laki. Pakaian seragam untuk laki-laki disebut kokumin fuku (seragam rakyat). Wanita dipaksa memakai monpei yang berbentuk seperti celana panjang untuk kerja dengan karet di bagian pergelangan kaki.

Setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II, wanita Jepang mulai kembali mengenakan kimono sebelum akhirnya ditinggalkan karena tuntutan modernisasi. Dibandingan kerumitan memakai kimono, pakaian Barat dianggap lebih praktis sebagai pakaian sehari-hari.

Hingga pertengahan tahun 1960-an, kimono masih banyak dipakai wanita Jepang sebagai pakaian sehari-hari. Pada saat itu, kepopuleran kimono terangkat kembali setelah diperkenalkannya kimono berwarna-warni dari bahan wol. Wanita zaman itu menyukai kimono dari wol sebagai pakaian untuk kesempatan santai.

Setelah kimono tidak lagi populer, pedagang kimono mencoba berbagai macam strategi untuk meningkatkan angka penjualan kimono. Salah satu di antaranya dengan mengeluarkan "peraturan mengenakan kimono" yang disebut yakusoku. Menurut peraturan tersebut, kimono jenis tertentu dikatakan hanya cocok dengan aksesori tertentu. Maksudnya untuk mendikte pembeli agar membeli sebanyak mungkin barang. Strategi tersebut ternyata tidak disukai konsumen, dan minat masyarakat terhadap kimono makin menurun. Walaupun pedagang kimono melakukan promosi besar-besaran, opini "memakai kimono itu ruwet" sudah terbentuk di tengah masyarakat Jepang.

Hingga tahun 1960-an, kimono masih dipakai pria sebagai pakaian santai di rumah. Gambar pria yang mengenakan kimono di rumah masih bisa dilihat dalam berbagai manga terbitan tahun 1970-an. Namun sekarang ini, kimono tidak dikenakan pria sebagai pakaian di rumah, kecuali samue yang dikenakan para perajin.

Bisnis kimono

Bahan kain kimono adalah hasil dari kesenian tenun tradisional Jepang yang bernilai seni. Kimono untuk kesempatan formal hanya dibuat dari kain sutra kelas terbaik dan hanya dijahit dengan tangan (tidak memakai mesin jahit). Oleh karena itu, harga kimono sering menjadi sangat mahal. Kimono umumnya tidak pernah dijual dalam keadaan jadi, melainkan harus dipesan dan dijahit sesuai dengan ukuran badan pemakai.

Sewaktu membeli kain, tinggi badan pemakai tidak diperhitungkan. Bahan kimono dibeli dalam satu gulungan kain yang ditenun dengan sempurna tanpa cacat. Membeli kimono dimulai dengan pemilihan bahan kain kimono yang disebut tanmono , arti harfiah: gulungan kain dengan panjang 1 tan, atau sekitar 10,6 m). Bila kebetulan pemakai kimono bertubuh pendek dan ramping, setelah kimono selesai dijahit akan banyak bahan kimono yang tersisa. Sisa bahan kimono bisa dimanfaatkan untuk membuat aksesori pelengkap kimono, seperti tas, dompet, atau sandal.

Kain kimono dapat dibeli dengan harga lebih murah pada kesempatan obral bahan kelas dua yang disebut B-tan ichi, arti harfiah: pasar kain kelas B) untuk membedakannya dari bahan kimono kelas A yang ditenun sempurna tanpa cacat. Walaupun bahan kain yang dibeli memiliki sedikit cacat, penjahit kimono yang berpengalaman dapat menyembunyikan bagian tenunan yang rusak. Setelah jadi, kimono dari pasar kain kelas B mungkin akan terlihat sama dengan kimono dari bahan sempurna.

Kimono yang dijahit dari bahan berkualitas tinggi merupakan benda warisan keluarga. Kimono bekas pakai masih mempunyai nilai jual tinggi, terutama karena ukuran kimono dapat disesuaikan dengan ukuran badan pemilik yang baru. Di Jepang bisa dijumpai toko-toko yang menjual kimono bekas pakai. Semasa Perang Dunia II, kimono pernah digunakan sebagai alat pembayaran sewaktu penduduk kota kekurangan pangan. Uangnya dipakai untuk membeli beras, telur, dan bumbu dapur seperti miso, dan gula.
[sunting] Aksesori dan pelengkap

* Hakama

Hakama adalah celana panjang pria yang dibuat dari bahan berwarna gelap. Celana jenis ini berasal dari daratan Cina dan mulai dikenal sejak zaman Asuka. Selain dikenakan pendeta Shinto, hakama dikenakan pria dan wanita di bidang olahraga bela diri tradisional seperti kendo atau kyudo.

* Geta

Geta adalah sandal berhak dari kayu. Maiko memakai geta berhak tinggi dan tebal yang disebut pokkuri

* Kanzashi

Kanzashi adalah hiasan rambut seperti tusuk konde yang disisipkan ke rambut sewaktu memakai kimono.

* Obi

Obi adalah sabuk dari kain yang dililitkan ke tubuh pemakai sewaktu mengencangkan kimono

* Tabi

Tabi adalah kaus kaki sepanjang betis yang dipakai sewaktu memakai sandal.

* Waraji

Waraji adalah sandal dari anyaman tali jerami.

* Zōri

Zōri adalah sandal tradisional yang dibuat dari kain atau anyaman.

Tempat2 Pilihan untuk Melihat Bunga Sakura

Di tahun 1990, Asosiasi Bunga Sakura Jepang (Japan Cherry Blossom Association) mengeluarkan daftar 100 tempat terpilih untuk melihat keindahan bunga Sakura.

Daerah Kanto:

* Tokyo: Taman Ueno (Taito-ku), Taman Shinjuku-gyoen (Shinjuku-ku), Taman Sumida (Sumida-ku), Taman Koganei (kota Koganei), Taman Inogashira (kota Musashino)

Daerah Tokai:

* Prefektur Gifu: Taman Usuzumi/Neodani (kota Motosu), Pinggir Sungai Shinsakai (kota Kakamigahara), Kamagatani (kota Ikeda)

Daerah Kansai:

* Prefektur Osaka: Taman Istana Osaka (Osaka), The Mint Bureau (Osaka), Taman Expo '70 (kota Suita)
* Prefektur Hyogo: Taman Istana Himeji (kota Himeji), Taman Akashi (Kota Akashi), Taman Shukugawa (Nishinomiya)
* Prefektur Nara: Taman Nara (kota Nara), Pegunungan Yoshino (kota Yoshino), Taman Kooriyamajoshi (Yamato Kooriyama)

Bunga Sakura


Kerajaan : Tumbuhan
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Upafamili : Prunoideae
Genus : Prunus

Sakura bersama dengan bunga seruni, merupakan bunga nasional Jepang yang mekar pada musim semi, yaitu sekitar awal April hingga akhir April.

Sakura dapat terlihat di mana-mana di Jepang, diperlihatkan dalam beraneka ragam barang-barang konsumen, termasuk kimono, alat-alat tulis, dan peralatan dapur. Bagi orang Jepang, sakura merupakan simbol penting, yang kerap kali diasosiasikan dengan perempuan, kehidupan, kematian, serta juga merupakan simbol untuk mengeksperesikan ikatan antarmanusia, keberanian, kesedihan, dan kegembiraan. Sakura juga menjadi metafora untuk ciri-ciri kehidupan yang tidak kekal.

Pemerian

Pohon sakura adalah salah satu pohon yang tergolong dalam familia Rosaceae, genus Prunus sejenis dengan pohon prem, persik, atau aprikot, tetapi secara umum sakura digolongkan dalam subgenus sakura. Asal-usul kata "sakura" adalah kata "saku" (bahasa Jepang untuk "mekar") ditambah akhiran yang menyatakan bentuk jamak "ra". Dalam bahasa Inggris, bunga sakura disebut cherry blossoms.

Warna bunga tergantung pada spesiesnya, ada yang berwarna putih dengan sedikit warna merah jambu, kuning muda, merah jambu, hijau muda atau merah menyala.

Bunga digolongkan menjadi 3 jenis berdasarkan susunan daun mahkota:

* bunga tunggal dengan daun mahkota selapis
* bunga ganda dengan daun mahkota berlapis
* bunga semi ganda

Pohon sakura berbunga setahun sekali, di pulau Honshu, kuncup bunga sakura jenis someiyoshino mulai terlihat di akhir musim dingin dan bunganya mekar di akhir bulan Maret sampai awal bulan April di saat cuaca mulai hangat.

Di Jepang, mekarnya sakura jenis someiyoshino dimulai dari Okinawa di bulan Februari, dilanjutkan di pulau Honshu bagian sebelah barat, sampai di Tokyo, Osaka, Kyoto pada sekitar akhir Maret sampai awal April, lalu bergerak sedikit demi sedikit ke utara, dan berakhir di Hokkaido di saat liburan Golden Week.

Setiap tahunnya pengamat sakura mengeluarkan peta pergerakan mekarnya bunga sakura someiyoshino dari barat ke timur lalu utara yang disebut sakurazensen. Dengan menggunakan peta sakurazensen dapat diketahui lokasi bunga sakura yang sedang mekar pada saat tertentu.

Konsumsi Bunga Sakura

Daun dan bunga sakura yang sudah direndam di dalam air garam (shiozuke) dimanfaatkan untuk bahan makanan karena wanginya yang harum. sakura mochi adalah kue moci yang dibungkus daun sakura. Ada juga es krim dan kue kering rasa bunga sakura. Teh bunga sakura umumnya diminum pada kesempatan istimewa seperti pesta pernikahan. Ranting dan kuncup bunga sakura juga digunakan sebagai bahan pewarna alami.

Jason Mraz ft Colbie Caillat - Lucky

Liriknya ngena bgt
sukaaa... :)

Do you hear me,
I'm talking to you
Across the water across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my, baby I'm trying
Boy I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Ooohh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh

They don't know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye
I wish we had one more kiss
I'll wait for you I promise you, I will

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Lucky we're in love every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

And so I'm sailing through the sea
To an island where we'll meet
You'll hear the music fill the air
I'll put a flower in your hair
Though the breezes through trees
Move so pretty you're all I see
As the world keeps spinning round
You hold me right here right now

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
I'm lucky we're in love every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

Ooohh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh
Ooooh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh

Senin, 09 November 2009

Biografi Chrisye



Nama Lengkap : Chrismansyah Rahadi
Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 16 September1949
Agama : Islam
Nama Orang tua : Alm. Laurens Rahadi & Alm. Hana

Pendidikan :

* Lulus SMA 1967
* Teknik Arsitektur Thn.I (drop out)
* APP Trisakti Thn III (drop out)

Isteri : G.F Damayanti Noor (nikah 1982).
Anak :

* Rizkia Nurannisa (Nissa), lahir 1983
* Risti Nurraisa (Risty) lahir 1986
* Rainda Prashatya (Pasha) dan
* Randa Pramasya (Masha): kembar lahir 1989

Perjalanan Karir Bermusik Chrisye
Sedih saat Tak Bisa Berkarya
Berangkat dari hobi bermain musik, Chrisye merintis karir di dunia hiburan dengan bergabung dalam band Sabda Nada pada 1968. Band tersebut berdiri pada 1966 dengan formasi awalnya Ponco Sutowo, Gaury Nasution, Joe-Am, Eddy, Edit, Roland, dan Keenan Nasution. Pada 1969, band itu bermetamorfosis menjadi Gipsy Band dengan perubahan para personel.

Gipsy digawangi Gauri Nasution (gitar), Onan (keyboard), Tammy (terompet/sax), Keenan Nasution (drum), Chrisye (bas), dan Atut Harahap (vokalis). Gipsy menjadi band dari Jakarta yang cukup disegani dan memiliki peralatan paling mewah pada zamannya. Mereka pernah menggelar Gipsy Concert di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 1970.

Pada 1971, formasi personel band berubah. Kali ini, hadir dalam band itu Adji Bandi, Lulu, dan Rully Djohan. Pada tahun yang sama, Gipsy terbang ke New York dan menjadi homeband di Ramayana Restaurant selama kurang lebih satu tahun (1971-1972).

Masih di New York, Chrisye bergabung dengan band The Pro?s bersama Broery Marantika, Dimas Wahab, Pomo, Ronnie Makasutji, dan Abadi Soesman. The Pro?s juga merupakan salah satu homeband yang mengisi acara di Ramayana Restaurant. Sekembalinya ke Indonesia, Chrisye bersama Gipsy berkolaborasi dengan Guruh Soekarno Putra untuk membuat sebuah album rekaman. Kolaborasi itu menghasilkan album rock yang sangat luar biasa, Guruh Gipsy. Lewat album tersebut, mereka memadukan unsur-unsur tradisional gamelan Bali dan instrumen konvensional.

Setelah mengerjakan album tersebut, Chrisye memutuskan solo karir dan menghasilkan album-album rekaman dengan materi lagu-lagu yang ditulisnya sendiri maupun oleh teman-teman dekatnya. Pada 1977, Chrisye berhasil memopulerkan tembang Lilin-Lilin Kecil karya James F. Sundah dan memenangkan Lomba Karya Cipta Lagu Remaja Prambors (LCLR).

Berjalan dengan warna pop slow, karir Chrisye sebagai penyanyi semakin berkibar di belantika musik Indonesia. Album Badai Pasti Berlalu, Sabda Alam, dan hampir semua album yang dikeluarkannya digemari dan berhasil di pasaran.

Pada 1986, Chrisye mencoba warna musik yang agak berbeda. Hasilnya adalah album Aku Cinta Dia dan Hip Hip Hura. Album tersebut terjual laris dan menjadi hit di banyak tangga terpopuler di Indonesia, meski sebenarnya Chrisye merasa tidak cocok untuk membawakan lagu dengan beat (tempo) cepat.

Selain berhasil sebagai penyanyi, Chrisye pernah mencoba untuk tampil di layar lebar, yakni dalam film Seindah Rembulan bersama Iis Sugianto. Juga, tampil sebagai bintang tamu dalam film Gita Cinta dari SMA. Walau pernah tampil di layar perak, Chrisye mengaku tidak pandai berakting dan bergaya. Karena itu, tidak jarang dalam penampilannya di televisi atau panggung, Chrisye tak terlalu banyak bergerak.

Pada 2002, Chrisye merilis album yang diberi titel Dekade. Pada 12 Juli 2003, Chrisye mengadakan konser bersama arranger Erwin Gutawa (yang juga bertindak sebagai produser) dengan tajuk yang sama dengan albumnya di JICC. Chrisye benar-benar menggoyang Jakarta. Sebab, dia tak cuma berjoget di atas pentas, namun juga karena hadirnya beberapa penyanyi dan musisi yang mengiringinya menyanyi. Seperti, Fariz R.M., A. Rafiq, Sophia Latjuba, dan Ari Lasso.

Pada Oktober 2004, Chrisye melepas album Senyawa, sebuah album kolaborasi unik. Lewat album itu, Chrisye mencoba menjadi vokalis dari berbagai grup musik papan atas di tanah air.

Sebuah kabar yang menyedihkan terdengar pada Agustus 2005. Chrisye harus beristirahat total dari semua kegiatan menyanyi, baik di studio maupun panggung. Chrisye didiagnosis mengidap penyakit kanker paru-paru.

Setelah menjalani kemoterapi enam kali di Singapura, kesehatannya mengalami banyak kemajuan. Hampir satu tahun absen dari gemerlapnya panggung dan televisi, pada Minggu, 28 Mei 2006, di stasiun TV Indosiar, Chrisye memulai debut menyanyinya kembali di depan umum. Kali ini Chrisye tampil sebagai bintang tamu dalam acara 1 Jam Bersama UNGU.

Karena kondisi kesehatan, Chrisye pun kembali jarang tampil. Namun, sel-sel kanker yang terus menggerogoti tubuhnya tak pernah mampu menggerus semangat bermusiknya. Pada 16 September tahun lalu, tepat saat ulang tahunnya yang ke-57, Chrisye merilis sebuah album kompilasi pop religi Damai Bersama-Mu bersama Erwin Gutawa. Chrisye membawakan dua lagu, Shalawat Badar dan Thala?al Badru Alaina.

"Sudah lama saya ingin hadir lagi di belantika musik. Sejak sakit, saya belum menghasilkan apa-apa. Sedih kalau tidak bisa berkarya. Tapi, Alhamdulillah saya bisa melanjutkan album yang sebelumnya terhenti," kata Chrisye saat itu.

Di tengah-tengah proses penyembuhan, seorang teman lama Chrisye, Alex Kumara, menggagas menerbitkan memoar sebagai salah satu cara untuk meringankan beban Chrisye.

Chrisye menghembuskan nafas terakhir pada Jumat, 30 Maret 2007, pukul 04.08 WIB di kediamannya Jalan Asem II nomor 80 Cipete Jakarta Selatan.

Meski telah berpulang ke Rahmatullah dua tahun silam, namun pada Senin (12/10/09) dibuatlah acara untuk mengenang karya-karya Chrisye lewat konser yang bertajuk Chrisye a Night to Remember yang dihelat di Ballroom Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta.


Diskografi:

o 1977 _ Guruh Gipsy
o 1977 _ Jurang Pemisah
o 1977 _ Badai Pasti Berlalu
o 1978 _ Sabda Alam
o 1979 _ Percik Pesona
o 1979 _ Puspa Indah Taman Hati
o 1981 _ Pantulan Cita
o 1983 _ R e s e s i
o 1984 _ Metropolitan
o 1984 _ N o n a
o 1984 _ Sendiri
o 1985 _ Aku Cinta Dia
o 1985 _ Hip Hip Hura
o 1986 _ Nona Lisa
o 1987 _ Chrisye Terbaik
o 1988 _ Jumpa Pertama
o 1989 _ Pergilah Kasih
o 1989 _ Album Slow Cinta Chrisye
o 1993 _ Sendiri Lagi
o 1993 _ Best Of Chrisye
o 1996 _ AkustiChrisye
o 1997 _ Kala Cinta Menggoda
o 1999 _ Best Of Chrisye Vol. II
o 1999 _ Badai Pasti Berlalu (Re-recorded)
o 2000 _ Best Cinta
o 2001 _ Konser Tur Legendary
o 2002 _ D e k a d e
o 2004 _ S e n y a w a
o 2005 _ Chrisye By Request
o 2006 _ Duet By Request

Prestasi dan Kenangan:
Chrisye menyabet penghargaan bergengsi dari dalam dan luar negeri seperti BASF Awards, Golden Record, HDX Awards, MTV Video Music Award Asia Viewer's Choice Award 1998 yang berlangsung di Los Angeles, Amerika Serikat.

Pada Sabtu, 17 Februari 2007, memoar bertajuk 'Chrisye, Sebuah Memoar Musikal' yang disusun Alberthiene Endah diluncurkan. Buku setebal 373 halaman ini mengupas 30 tahun perjalanan musik, pengalaman hidup dan sederet prestasi Chrisye.

Sabtu, 07 November 2009

Jutsu

Dalam serial manga dan anime Naruto sebuah jutsu ("teknik" atau "keahlian") adalah istilah umum yang mengacu kepada teknik apapun yang digunakan seorang ninja dan tidak bisa ditiru oleh manusia biasa. Jutsu biasanya mengandalkan manipulasi chakra dengan berbagai cara, dan yang paling umum adalah segel tangan. Segel tangan dibuat dari kombinasi dua belas simbol binatang yang berasal dari shio.

Jenis jutsu

Taijutsu
Taijutsu ("Teknik Tubuh") adalah teknik yang mengoptimisasi kemampuan alami manusia pada umumnya. Taijutsu merupakan satu-satunya Jutsu yang tidak memerlukan segel pada pelaksanaan jurus. Contoh pengguna taijutsu: Rock Lee dan gurunya, Maito Gai.

Genjutsu
Genjutsu ("Teknik Ilusi") adalah teknik yang menggunakan chakra pada sistem saraf lawan untuk menciptakan ilusi. Orang yang diketahui bisa memakai Genjutsu adalah Itachi Uchiha, Sasuke Uchiha, pengguna Sharingan level atas, dan Yuhi Kurenai. Salah satu tokoh utama dalam Naruto, Haruno Sakura diketahui merupakan ninja tipe Genjutsu, meskipun ia belum pernah memakai teknik genjutsu untuk menyerang.

Ninjutsu
Ninjutsu ("Teknik Ninja") merupakan teknik yang menggunakan chakra dan membolehkan penggunanya melakukan sesuatu yang seharusnya tidak mampu untuk dilakukan.ada beberapa jenis cakra, yaitu: air (Suiton), api (Katon), tanah (Doton), petir (Raiton), dan angin (Fuuton). Ada juga cara untuk membuat jenis baru yaitu dengan cara menggabungkan 2 unsur atau lebih. Contohnya yaitu elemen pohon milik Hokage pertama dan Yamato yaitu menggabungkan elemen air dan tanah,Roushi yang merupakan jinchuuriki ekor empat pun mengombinasikan elemen api dan tanah menjadi elemen lava.Naruto merupakan tipe angin, contoh Jutsunya adalah Rasengan, walaupun begitu Rasengan biasa tidak berelemen. Rasengan yang berelemen angin adalah Rasenshuriken. Shinobi yang termasuk tipe angin lagi adalah Temari, Sora dan Asuma Sarutobi walaupun umumnya setiap orang memiliki lebih dari satu unsur.

Jutsu-jutsu terkenal

Rasengan
Rasengan (bahasa Indonesia: "putaran spiral") adalah salah satu ninjutsu elit tingkat A. Dibuat oleh Hokage Keempat/Minato Namikaze setelah tiga tahun proses pembuatan. Teknik ini tidak membutuhkan segel tangan tetapi kontrol chakra yang baik dari pengguna. Rasengan menghancurkan apa saja yang mengenainya dan membuat luka yang parah.

Level dari pengontrolan chakra yang dibutuhkan sangat tinggi karena pengajaran dari teknik ini dibuat dalam tiga tahap. Tahap pertama yaitu Tahap Rotasi, dilatih dengan memutar air dalam balon air hingga balon itu pecah. Tahap kedua yaitu Tahap Kekuatan, dilatih dengan memecahkan bola karet. Tahap ketiga yaitu Tahap Kontrol, dilatih dengan menggabungkan tahap pertama dan kedua sehingga membentuk bulat yang sempurna dan padat. Hokage keempat mengajarkan Rasengan pada Jiraiya dan kemudia Jiraiya mengajarkannya ke Naruto Uzumaki.

Hampir semua pengguna teknik ini memakai satu tangan untuk menggunakannya, tetapi Naruto memakai satu atau dua kagebunshin/bayangan untuk melakukannya; satu menahan Rasengan, satu lagi memadatkannya. Pemakaian kagebunshin membuatnya menjadi menguasai teknik tingkat tinggi ini dalam waktu yang sedikit.

Rasengan adalah contoh manipulasi chakra tingkat tinggi. Di samping itu Hokage Keempat meninggal sebelum menyempurnakannya dengan jenis chakranya sendiri sedangkan Kakashi gagal menyempurnakan jurus ini dengan manipulasi chakranya sendiri. Dalam game konsol PS2, "Naruto Narutimate Accel", Jiraiya bisa menyempurnakan Rasengan dengan chakra jenis api. Di Naruto Shippudeen Naruto berhasil menyempurnakanya menjadi Rasen Shuriken yang berlemen angin.

Urarenge
Urarenge atau Hachimon, adalah jutsu yang dimiliki dan dikembangkan oleh dua orang yaitu Maito Gai dan muridnya Rock Lee. Urarenge merupakan jutsu yang berjenis Taijutsu dapat meningkatkan mengandalkan kecepatan dan kekuatan penggunanya.Urarenge dapat meningkatkan kekuatan penggunanya beratus kali lipat, tetapi mengakibatkan kerusakan fatal bagi penggunanya. Urarenge terbagi menjadi beberapa gerbang, mulai dari gerbang pertama hingga gerbang ke-8.Gai dapat membuka setidaknya 6 gerbang, Rock Lee setidaknya 5 gerbang, dan Hatake Kakashi bisa membuka setidaknya 1 gerbang. Sedangkan Omote renge adalah kekuatan cakra yang dilepaskan secara tiba-tiba, Rock Lee memakai cara ini untuk melawan Gaara.Jurus ini adalah gerakan memelintir lawan di udara lalu menghempaskannya bersama tubuh ke tanah. Jurus ini bisa digabung dengan jurus mabuk dan ura renge menjadi Uraomote Renge versi mabuk.

Byakugan
Pemilik Byakugan adalah para anggotan keluarga Hyuuga. Mereka memiliki mata yang putih dan pupil berwarna hitam yang hanya terlihat saat mereka menggunakan Byakugan. Saat menggunakan Byakugan, pupil mereka terlihat dan otot di sekitar mata mereka menegang. Pemilik mereka dapat melihat dengan radius 360 derajat, kecuali pada bagian tengkuk.

Sharingan
Pemilik Sharingan adalah para anggota keluarga Uchiha, kecuali Hatake Kakashi, sharingan yang dimiliki kakashi didapat dari pemilik sharingan pertama yaitu temannya yang tewas dalam pertarungan manghadapi ninja dari desa iwagakure, Sharingan dapat meniru jurus-jurus dengan tepat, sejauh jurus itu sesuai dengan kemampuan pemilik Sharingan. Pemilik Sharingan juga dapat membuat ataupun menangkis dimensi Genjutsu. Pemilik Sharingan antara lain adalah Uchiha Sasuke, Uchiha Itachi, Uchiha Madara/Tobi,Hatake Kakashi dan Danzo (terletak pada mata kanannya dan pada chapter 455).

Jenis Sharingan terkuat adalah Mangekyou Sharingan, seperti dimiliki oleh Uchiha Madara, Uchiha Itachi,Uchiha Sasuke, dan Hatake Kakashi. Untuk menaikkan level Sharingan menjadi Mangekyou Sharingan, pemilik Sharingan harus membunuh sahabat terdekatnya, walau terbukti ada cara lain untuk mendapatkannya.

Mangekyou Sharingan memiliki 3 jurus yaitu: Tsukuyomi, Amaterasu,dan Susano'o.

* Tsukuyomi adalah jurus untuk menjebak lawan dalam dimensi lain selama 72 jam yang sebenarnya hanya 1 detik yang dikendalikan oleh pemilik Mangekyou Sharingan tersebut.
* Amaterasu adalah jurus api hitam (api dari neraka) yang melahap apapun yang dilewatinya.
* Susano'o adalah teknik yang akan memanggil "monster" yang akan selalu mengikuti dan melindungi pemilik Mangekyou Sharingan tersebut. Semua serangan akan ditangkis oleh monster Susano'o ini bahkan dapat menyerang dengan pedang penyegelnya, Totsuka.

Walau begitu, penggunaan Mangekyou Sharingan secara terus menerus akan mengakibatkan kebutaan mata. Hal ini dapat diatasi dengan cara mengambil dan memakai bola mata Sharingan milik saudara kandung. Pola Mangekyou Sharingan pada setiap orang berbeda-beda bentuknya.syarat untuk mendapatkan bola mata magekyou sharingan harus membunuh teman terdekat.

Rinnegan
Rinnegan adalah mata terkuat yang pernah ada. Rinnegan pertama kali dimiliki oleh pendiri dunia Ninja dan pencipta ninjutsu, Rikudou-Sennin. "Rinne" sendiri berarti perputaran kehidupan, kematian, kebangkitan yang tak pernah berakhir. Rinnegan memiliki pupil yang merupakan lingkaran berlapis dan dapat mengontrol chakra musuh. Rinnegan diketahui dimiliki oleh Pein, pemimpin Akatsuki.Rinnegan tidak dapat membuat pemakainya buta tidak seperti sharingan. Malah rinnegan membuat Pein dapat menguasai setiap teknik yang diajarkan oleh Jiraiya dulu, mahir dalam menggunakan semua 5 tipe chakra, memiliki keahlian menggunalan ninjutsu tipe apapun yang dia inginkan sejak berumur 10 tahun.Jika rinnegan sedang digunakan,pada mata pemakainya nampak lingkaran berlapis. Menurut cerita,Mata ini bisa mengubah si pemakai menjadi bentuk lainnya(bukan bentuk aslinya).Pein yang mendapat mata ini sekarang memakai tubuh temannya dulu.tapi pein telah terbunuh karena menyelamatkan kembali jiwa yang telah dia bunuh sebelumnya berkat bujukan naruto

Chidori
Chidori atau "kicauan 1000 burung" adalah jurus fiksi di serial Naruto yang diciptakan Kakashi saat ia dipromosikan ke Jonin tapi gurunya yaitu konoha no kiiroi senkou tidak lain adalah yondaime ayah daripada naruto melarangnya menggunakan jurus ini karena dianggap terlalu berbahaya bagi diri sendiri dan kemudian ia mengajarkan jurus ini pada Sasuke dan sekarang digunakan oleh Kakashi Hatake dan Sasuke Uchiha. Jutsu ini membutuhkan banyak cakra pada lengan penggunanya. Jurus ini mengubah cakra dasar pengguna menjadi listrik. Jurus ini menimbulkan suara ribut seperti burung-burung (seperti asal namanya), karena proses pengubahan cakra, kecepatan gerak pengguna dan jumlah cakra yang diggunakan. Setelah teknik selesai, penggunanya berlari lurus ke depan dan menusuk lawan dengan chidori. Jumlah daya tolak dan cakra mengakibatkan pengguna dapat menusuk hampir segala benda sampai tembus. Oleh karena itu jurus ini juga disebut jutsu pembunuh karena kecepatannya dan kedahsyatannya.

Kekurangan
Kekurangan dari jurus ini adalah ketika teknik telah dipersiapkan, pengguna harus berlari lurus, sehingga menimbulkan penglihatan pengguna seperti dalam menembus. Hal ini mengakibatkan lawan mudah membalas serangan dengan mematikan. Namun, Sasuke dan Kakashi dapat menghindari kekurangan ini karena mata Sharingan mereka. Kekurangan lainnya adalah karena banyaknya cakra yang harus digunakan dalam jurus ini, maka ada batasan berapa kali jurus ini dapat dipakai dalam sehari (2 untuk Sasuke dan 4 untuk Kakashi). Tapi Sasuke dapat melakukan sekali lagi karena segel dari Orochimaru. Jika pengguna melakukan lebih dari batasnya, maka seluruh cakranya akan mengalir keluar bersama nyawanya, artinya ini berisiko bagi nyawa mereka. Kekurangan lainnya adalah jumlah cakra yang dipakai terlalu banyak, sehingga jika melakukannya dengan paksa dapat melukai tangan pengguna. Misalnya, kulit tangan Sasuke pernah terkelupas saat melawan Itachi.

Naruto Uzumaki juga berusaha menguasai jurus ini namun gagal karena ia tidak memiliki mata Sharingan.

Jutsu ini pernah tayang di Naruto episode 67, 134, dll. Jenis lain Chidori adalah Chidori Nagashi. Chidori Nagashi digunakan Sasuke pertama kali saat ia membunuh Orochimaru dan ia juga menggunakan Chidori Nagashi saat bertemu dengan Naruto, Yamato, Sakura Haruno dan Sai.